Senin, 13 Februari 2012

Tafsir Q.S. Al-Baqarah 24

Kajian Tafsir Ibnu Katsir, 7 Feb 2012
Pemateri : K.H. Aep Saefudin SAG
Al-Baqarah ayat 24 :
فٳن لم تفعلوا ولن تفعلوا فاتقوا النار التي وقودها الناس والحجارة ۖ ٲعدت للكفرين ۝
"Maka jika kalian tidak mampu membuat(nya) dan pasti kalian tidak akan mampu membuat(nya), maka takutlah kalian akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir."
Huruf lan bermakna menafikan untuk selamanya di masa mendatang, yakni kalian tidak akan mampu melakukannya untuk selama-lamanya.
Hal ini merupakan satu mukjizat tersendiri bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengemukakan suatu berita yang pasti mendahului segalanya tanpa rasa khawatir dan takut bahwa Al-Qur’an ini tiada yang dapat membuat hal yang semisal dengannya untuk selama-lamanya. Memang kenyataannya demikian, sejak diturunkan dari Allah sampai sekarang tiada yang dapat membuat hal yang semisal dengannya. Tidak mungkin dan mustahil ada manusia yang dapat melakukannya. Al-Qur’an merupakan kalamullah Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Mana mungkin kalam Yang Maha Pencipta dapat diserupakan dengan kalam makhluk-Nya.
Bagi orang yang memikirkan Al-Qur’an, niscaya dia akan menjumpai di dalamnya berbagai mukjizat keindahan-keindahan yang lahir dan yang tersembunyi yang berkaitan dengan segi lafadz dan segi maknanya.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman :
ا لر ۗ كتب أحكمت أيته ثم فصلت من لدن حكيم خبير ( هود : ا )
“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terinci yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Waspada.” (Q.S. Huud : 1)
Lafadz-lafadz disusun dengan rapid an kokoh, makna-maknanya dijelaskan secara rinci, atau sebaliknya menurut pendapat yang berbeda. Setiap lafadz dan makna Al-Qur’an ialah fasih belaka, tiada yang dapat menandinginya, tiada yang dapat sejajar dengannya.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala menceritakan banyak hal yang di masa silam yang kisah-kisahnya terpendam, lalu kisahnya diangkat kembali sesuai dengan kejadiannya tanpa ada kekurangan sama sekali. Allah memerintahkan kepada setiap perkara yang baik dan melarang setiap perbuatan yang buruk.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman :
وتمت كلمت ربك صدق وعدلا ( الانعام :115 ) 
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur’an) sebagai kalimaat yang benar dan adil” (Q.S. Al-An’am : 115)
Dengan kata lain, benar dalam pemberitaan dan adil dalam hukum; semuanya adalah hak, benar, adil dan petunjuk. Di dalam A-Qur’an tidak terdapat spekulasi, tiada dusta, tiada dibuat-buat, sebagaimana dijumpai dalam banyak syair Arab dan lain-lainnya . Dijumpai dalam kasidah-kasidah yang panjang lagi bertele-tele, kebanyakan isinya hanya menceritakan wanita, kuda, khamr, atau memuji orang tertentu, unta, peperangan, kejadian, hal yang menakutkan atau suatu pemandangan yang tiada mengandung suatu faedah selain hanya menunjukkan kemampuan si penyair yang bersangkutan dalam menggambarkan sesuatu yang samar dan jelimet, atau menampilkannya dalam gambaran yang jelas. Kemudian dijumpai satu bait, dua bait, atau lebih mencakup isi seluruh kasidah, sedangkan yang lainnya tidak ada gunanya dan tidak ada faedahnya selain hanya basa-basi.
Adapun Al-Qur’an, seluruhnya fasih lagi berparamasastra sangat tinggi bagi orang yang mengetahui hal tersebut secara rinci dan secara global dari kalangan orang-orang yang mengerti bahasa Arab dan seni ungkapan mereka. Karena sesungguhnya jika kamu renungkan berita-beritanya, niscaya kamu menjumpainya sangat indah, baik yang diungkapkan dalam bentuk panjang maupun ringkas. Sama saja apakah ungkapannya berulang atau tidak, sebab setiap kali berulang dirasakan bertambah indah dan anggun, tidak bosan membacannya, dan para ulama tidak pernah merasa jenuh.
Apabila Al-Qur’an mengemukakan suatu ancaman atau peringatan, hal ini diungkapkannya dalam bahasa yang membuat gunung yang bisu lagi kokoh itu akan bergetar, terlebih kalbu manusia yang memahaminya. Apabila mengemukakan suatu janji, diungkapkan dalam gaya bahasa yang membuat hati dan pendengaran manusia  terbuka, merasa rindu kepada surga yang berada di sisi ‘Arsy Tuhan Yang Maha Pemurah.
Apabila ayat-ayat Al-Qur'an menerangkan perihal hukum-hukum, perintah-perintah, dan larangan-larangan, maka setiap perintah selalu mengandung semua perkara makruf, baik, bermanfaat, dan larangan terhadap setiap perbuatan yang buruk, hina, dan rendah.

---masih dalam proses penulisan---

Dirangkum oleh : Sholihin untuk Bintang Raya
Semoga bermanfaat


Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.