Senin, 27 Februari 2012

Q.S. Al-Ikhlash

بسم الله الرحمن الرحيم
قل هو الله احد۝ الله الصمد۝ لم يلد ولم يولد۝ ولم يكن له كفوا احد۝

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
“Katakanlah : Dia-lah Allah Yang Maha Esa”
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu”
“Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan”
“Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia”

Catatan :
Surat ini dinamakan Al-Ikhlas karena di dalamnya berisi pengajaran tentang tauhid. Oleh karena itu, surat ini dinamakan juga Surat Al-Asas, Qul Huwallahu Ahad, At-Tauhid, Al-Iman, dan masih banyak nama lainnya.
Surat ini merupakan surat Makiyyah dan termasuk surat Mufashol. Surat Al-Ikhlas ini terdiri dari 4 ayat, surat ke 112, diturunkan setelah surat An-Naas. (At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim).
Ada dua sebab kenapa surat ini dinamakan Al-Ikhlash. Yang pertama, dinamakan Al-Ikhlash karena surat ini berbicara tentang ikhlash. Yang kedua, dinamakan Al-Ikhlash karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Perhatikan penjelasan berikut ini.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan bahwa Surat Al-Ikhlas ini berasal dari ’mengikhlaskan sesuatu’ yaitu membersihkannya/memurnikannya. Dinamakan demikian karena di dalam surat ini berisi pembahasan mengenai ikhlas kepada Allah ’Azza wa Jalla. Oleh karena itu, barangsiapa mengimaninya, dia termasuk orang yang ikhlas kepada Allah.
Ada pula yang mengatakan bahwa surat ini dinamakan Al-Ikhlash (di mana ikhlash berarti murni) karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Allah hanya mengkhususkan membicarakan diri-Nya, tidak membicarakan tentang hukum ataupun yang lainnya. Dua tafsiran ini sama-sama benar, tidak bertolak belakang satu dan lainnya. (Lihat Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah, 97).

Surat ini turun sebagai jawaban kepada orang musyrik yang menanyakan pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, ’Sebutkan nasab atau sifat Rabbmu pada kami?’. Maka Allah berfirman kepada Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam, ’Katakanlah kepada yang menanyakan tadi, … [lalu disebutkanlah surat ini]’(Aysarut Tafasir, 1502). Juga ada yang mengatakan bahwa surat ini turun sebagai jawaban pertanyaan dari orang-orang Yahudi (Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an, At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim, Tafsir Juz ‘Amma 292). Namun, Syaikh Muqbil mengatakan bahwa asbabun nuzul yang disebutkan di atas berasal dari riwayat yang dho’if (lemah) sebagaimana disebutkan dalam Shohih Al Musnad min Asbab An Nuzul.

Sumber : Rumaysho.com oleh Muhammad Abduh Tausikal
Ditulis kembali oleh Sholihin untuk Bintang raya

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.