Selasa, 15 November 2011

Tafsir Q.S. Al-Baqarah 1-5

Kajian Tafsir Ibnu Katsir, 15 Nov 2011
Penceramah : K.H. Aep Saefudin S.Ag
Di dalam mushaf Al-Qur'an, surat Al-Baqarah adalah surat ke-dua setelah surat Al-Fatihah. Surat Al-Baqarah termasuk surat Madaniah, yaitu surat-surat yang diturunkan sesudah Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Surat Al-Baqarah merupakan surat terpanjang, yang terdiri dari 286 ayat, dalam riwayat lain terdiri dari 287 ayat.
Dinamakan surat Al-Baqarah yang berarti "sapi betina" karena didalamnya terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Bani Israil.
الم ۝
1. "Alif laam miim"
Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, Allahu 'alamu bimurodihi yaitu Allahlah yang mengetahui maknanya, namun ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
 ذٰ لِكَ ٱلكِتٰبُ لارَيْبَ٭ فِيْهِ٭ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ ۝
2."Kitab(Al-Qur’an) ini tidak ada keraguanpadanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa"
Dzaalika” merupakan isim isyarah (kata penunjuk) yang berarti itu (penunjuk jauh), sedangkan hadza berarti ini (penunjuk dekat). Orang-orang Arab biasa menyilihgantikan isim-isim isyarah, menggunakan masing-masing darinya di tempat yang berlainan maksudnya, hal ini sudah dikenal dari percakapan mereka. Dalam ayat tersebut para ahli tafsir mengartikan dzalika bimakna hadza, dzalika dengan makna ini. Isim isyarah tersebut ditujukan kepada Al-Quran, dimana Al-Kitab dimaknai dengan apa yang diwahyukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kitab yang dibaca Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, yaitu Al-Qur’an.
Laa dalam laa raiba maksudnya menafikan, artinya tidak. Yang dinafikan adalah ar-raib yang berarti asy-syak (keraguan). Jadi menurut para ahli tafsir, laa raiba fiihi artinya “tidak ada keraguan di dalamnya”, maksudnya tidak ada keraguan di dalam Al-Qur'an, dan tidak ada keraguan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah Subhanahu wa Ta'ala, bukan perkataan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
Hudal lil muttaqin” artinya petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yang dimaksud hudan  adalah petunjuk/hidayah kepada keimanan dan perkara yang hak, sedangkan muttaqin adalah orang-orang yang menjalankan segala perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi, mencegah dan memelihara diri dari segala larangan-Nya.

ٱلذِيْنَ يُٶْمِنُوْنَ بِٱلْغَيْبِ وَيقِيْمُوْنَ ٱلصَّلۈةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۝
3. ”(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka”. 
Alladzina yu’minuna bil ghaib” artinya ”mereka yang beriman kepada yang ghaib”, maksudnya membenarkan dan mempercayai akan adanya hal-hal atau perkara ghaib, yaitu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera maupun yang belum dialami yang sudah dijelaskan Allah Suhanahu wa Ta’ala melalui Al-Qur’an maupun Al-Hadits, seperti adanya yaumul ba’ats, alam kubur, mahsyar, surga, neraka, malaikat, jin, dan sebagainya.
Wa yuqimunas sholat” artinya ”dan mereka yang mendirikan sholat”, maksudnya mengerjakan sholat dengan memenuhi hak-haknya sholat, yaitu menunaikannya dengan teratur dan konsisten, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya, serta memenuhi hak sholat di luar sholat sehingga sholatnya bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Wa mimma rozaqnahum yunfiqun” artinya ”dan mereka yang menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka”, maksudnya menafkahkan/menginfaqkan sebagian hartanya di jalan Allah, dalam rangka taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Infaq bisa berupa infaq wajib seperti zakat, menafkahi keluarga, dan lain-lain, dan bisa berupa infaq sunah seperti sedekah kepada fakir miskin, anak yatim, kaum kerabat, infaq untuk masjid dan lain-lain.
وَٱلَذِيْنَ يُٶْمِنُوْنَ بِمَآ أنْزِلَ ٳلَيْكَ وَمَآ ٲنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبٱلٲخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ ۝
4.  ”Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” 


Tanya Jawab :
- - -
---masih dalam proses editing---

Dirangkum oleh : Sholihin untuk Bintang Raya
Semoga bermanfaat

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.