Tatkala Hati Membeku
Ust.H. Dede Rofieq Yunus LC
Pernahkah kita
merenung, sudah berapa kali kita menangis karena takut kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, merasa ngeri ketika ingat neraka-Nya, atau terkenang dengan
bertumpuk-tumpuknya dosa yang pernah kita lakukan ? Sudah berapa kali shalat
yang kita kerjakan begitu kita nikmati karena kita bisa merenungi makna-makna
ayat-ayat Al-Qur’an yang kita baca ?
Itu tentu sangat sulit
....., mungkin seperti itu jawaban sebagian dari kita. Pernahkah kita berfikir
apa yang menjadi sebab hal itu ?
Penyebabnya tidak lain adalah bekunya hati kita yang menyebabkan kita
sulit untuk menangis serta tidak bisa khusyu’ dalam shalat.
Berikut ini adalah
beberapa penyebab kebekuan hati yang kita alami, sehingga jika kita sudah
mengetahui penyebabnya, kita bisa memberikan terapi hati kita yang sudah
terlanjur beku tersebut.
1.
Bergaul yang tidak berfaedah
Teman punya pengaruh
yang signifikan pada diri kita. Dia akan memberikan warna dalam kepribadian
kita. Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam memberi perumpamaan, teman yang tidak
baik itu seperti Pandai Besi, andai tidak terbakarpun, minimal kita, mau tidak
mau pasti mendapatkan udara yang panas. Karena itu kita harus mampu
mengendalikan diri dengan baik agar tidak terjebak dalam pergaulan yang tidak
bermanfaat.
2.
Berbicara yang tidak perlu
Sering sekali kita
membicarakan hal-hal yang kadang-kadang tidak ada manfaatnya, baik untuk dunia
maupun akhirat kita. Hati-hati dengan lisan kita, salah omong urusannya bakalan
jadi rumit. Apakah kita lupa bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan
lidah hanya satu dan telinga kita ada dua. Itu salah satu pertanda supaya kita
lebih banyak diam untuk mendengar daripada bicara.
Namun kita sering
melupakan hal ini apalagi kalau sedang asyik berbicara, kita lupa untuk
mendengar. Jadi perlu pengendalian lisan agar tidak percuma dan sia-sia. Karena
itu kebiasaan ghibah / gosip mesti dihilangkan...
3.
Memandang yang tidak perlu
Tidak mengatur
pandangan yang kita lakukan akan menimbulkan dampak negatif, yaitu terkena
panah iblis yang beracun. Oleh karena itu Nabi menyatakan,
”Barang siapa
meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang
lebih baik.” (HR. Ahmad)
Setan masuk seiring
pandangan untuk menyalakan api syahwat. Membuat hati lupa dan menyibukkannya
sehingga terjerumus mengikuti hawa nafsu dan kelalaian.
4.
Berlebih-lebihan dalam makan
Imam Syafi’i
Rahimahullah mengatakan :
”Selam 16 tahun
aku hanya pernah kenyang sekali saja, yang akhirnya kumuntahkan. Karena kenyang
itu membuat badan terasa berat, hati menjadi keras, kepandaian menjadi hilang,
menyebabkan ngantuk dan membuat orang loyo dalam beribadah.” (Diwan Imam
Syafi’i hal. 14)
Oleh karena itu, makan
sekedarnya saja jangan sampai kekenyangan, tidak sehat dan membuat malas.
5.
Tidur yang berlebihan
Coba kita renungkan
komentar Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam tentang orang yang tidur satu malam
penuh, bangun-bangun sudah pagi tanpa shalat malam,
”Itulah orang
yang telinganya atau kedua telinganya dikencingi syetan.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
6.
Menghina ulama
”Daging para
ulama itu berbisa”, demikian pesan para ulama kita. Terlebih lagi bila kita
menghina dan menggunjingkan mereka karena ilmu syar’i yang mereka
miliki. Jadi sebaiknya kita berhati-hati dalam hal ini.
7.
Tidak membaca Al-Qur’an dengan merenungi
maknanya
Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman :
أفلا يتدبرون القرآن
أم على قلوب أقفالها
“Maka apakah mereka
tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad : 24)
Orang yang tidak merenungi ayat-ayat
Al-Qur’an tidak hanya satu atau dua gembok yang mengunci hatinya, bahkan dalam
hati tersebut terdapat banyak gembok.
8.
Tidak merenungi kematian, alam kubur,
Surga dan Neraka
”Nabi
memerintahkan kita untuk berziarah kubur, agar kita teringat akan akhirat. Nabi
juga memerintahkan untuk banyak mengingat kematian yang merupakan penghancur
kesenangan hidup.” (HR. Abu Daud)
Mengapa ? Karena
mengingat mati adalah mesin penggerak untuk beramal shalih yang ad a dalam diri
orang beriman.
9. Tidak mengkaji kehidupan umat terdahulu
yang sholeh (Sahabat dan 2 generasi setelahnya)
Mereka merupakan manusia
terbaik yang dekat dengan masa kenabian. Seluruh keutamaan terkumpul dalam diri
mereka. Lihatlah ke-khusyu-an mereka dalam shalat, shalat malam mereka,
shalat berjamaah mereka, bakti mereka kepada orang tua, zuhud mereka,
antusiasme mereka dalam mencari ilmu, dan sebagainya. ”Siapakah kita
dibanding mereka ?” Itulah kesimpulannya. Karena kurang mengetahui
kehidupan mereka, hati kita menjadi keras, sombong, ujub, sudah meresa
beramal dan berjasa besar terhadap Islam.
يا مقلب القلوب ثبت
قلبي على دينك
“Wahai Dzat yang
membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi3522, Ahmad 4/302, Al-Hakim
1/525, Shahih Sunan Tirmidzi III no. 2792)
يا مقلب القلوب ثبت
قلبي على طاعتك
“Wahai Dzat yang
membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas ketaatan kepada-Mu.” (HR. Muslim no. 2654)
اللهم مصرف القلوب
صرف قلوبنا على طاعتك
“Ya Allah yang
mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)
ربنا لا تزغ قلوبنا
بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
“Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri
petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sis Engkau,
karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran : 7)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mencairkan
hati ini yang mulai membeku, meneguhkan hati ini di atas agama-Nya, dan
mengarahkan hati ini untuk selalu taat kepada-Nya, karena Dia-lah yang
mengendalikan hati ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.