Amalan di Bulan Syawal
Khotbah pertama
الحمد
لله ربِّ العالمين والْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقين ولا عُدْوانَ إلَّا عَلى الظَّالمِين
وأشهد أنْ لا إله إلاالله وحده لا شريك له ربَّ الْعالمين وإلَهَ المُرْسلين
وقَيُّوْمَ السَّمواتِ والأَرَضِين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوثُ بالكتابِ
المُبين الفارِقِ بَيْنَ الهُدى والضَّلالِ والشَّكِّ وَالْيَقِين والصَّلاةُ
والسَّلامُ عَلى حَبِْيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ
المهتَدين وعلى آله وصحبه أجمعين. ٲمّابَعْد.
فياأيها
المسلمون: اِتَّقُوا اللَّهَ، اِتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. فقال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من
الشيطان الرجيم "يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا. صدق الله العظيم.
Ma’asyiral
muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah,
Kini kita
tengah berada di Jum'at kedua bulan Syawal 1433 H. Dua belas hari sudah
Ramadhan meninggalkan kita. Tidak ada kepastian apakah di tahun mendatang kita
masih bisa berjumpa dengannya, ataukah justru Allah telah memanggil kita. Kita
juga tidak pernah tahu dan tidak pernah mendapat kepastian apakah ibadah-ibadah
kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT atau tidak. Dua
ketidakpastian inilah yang membuat sebagian salafus shalih berdoa selama enam
bulan sejak Syawal hingga Rabiul Awal agar ibadahnya selama bulan Ramadhan
diterima, lalu dari Rabiul Awal hingga sya'ban berdoa agar dipertemukan dengan
bulan Ramadhan berikutnya.
Hadirin jamaah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Arti syawal
adalah peningkatan. Demikianlah seharusnya. Pasca Ramadhan, diharapkan
orang-orang yang beriman meraih derajat taqwa, menjadi muttaqin. Hingga mulai
bulan Syawal kualitasnya meningkat. Kualitas ibadah, juga kualitas diri
seseorang. Bukankah kemuliaan seseorang tergantung pada ketaqwaannya? Firman
Allah SWT :
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
...Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu ialah orang yang paling bertaqwa…
(QS.
Al-Hujurat : 13)
Akan tetapi,
yang kita dan kita alami lihat justru sebaliknya. Syawal menjadi bulan penurunan. Penurunan
ibadah, juga penurunan kualitas diri. Diantara indikatornya yang sangat jelas
adalah perayaan idul Fitri dengan musik dan tarian, dibukanya kembali
tempat-tempat hiburan yang sebulan sebelumnya ditutup. Kemaksiatan seperti itu
justru langsung ramai sejak hari pertama bulan Syawal. Na'udzubillah! Lalu
setelah itu, masjid-masjid akan kembali sepi dari jamaah shalat lima waktu.
Umpatan, luapan emosional, dan kemarahan kembali "membudaya".
Bukankah ini semua bertolak belakang dengan arti Syawal? Bukankah ini seperti
mengotori kain putih yang tadinya telah dicuci dengan sebaik-baiknya? Jadilah
ia kembali penuh noda. Jadilah ia kembali menghitam dan semakin memburam.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Fenomena itu sesungguhnya juga menunjukkan
kepada kita, bahwa puasa orang yang demikian tidak berhasil. Tidak mampu
mengantarkan seseorang meraih derajat taqwa, atau mendekatinya. Fenomena itu
menjadi indikator yang mudah diketahui oleh siapa saja yang mau memperhatikan
dengan seksama. Kita juga bisa menggunakan hadits Nabi sebagai kaidah yang
seharusnya kita perhatikan, bahwa: "Barangsiapa yang hari ini lebih buruk
dari hari kemarin, maka celakalah ia."
Lalu bagaimana amal seorang muslim di
bulan Syawal? Berangkat dari kaidah umum dari hadits Nabi tersebut, dan
sekaligus sejalan dengan makna syawal, maka harus ada peningkatan di bulan ini.
Dan peningkatan itu tidak lain adalah berangkat dari sikap istiqamah, menetapi
agama Allah, berjalan lurus di atas ajarannya.
فَاسْتَقِمْ
كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
بَصِيرٌ
Maka
istiqamahlah kamu, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang
telah bertaubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Huud : 112)
Bentuk sikap
istiqamah ini dalam amal adalah dengan mengerjakannya secara kontinyu,
konsisten dan terus-menerus. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi :
إِنَّ أَحَبَّ
الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ
Sesungguhnya
amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus (kontinyu) meskipun
sedikit (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka
amal-amal yang telah kita biasakan di bulan Ramadhan, hendaknya tetap
dipertahankan selama bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Shalat malam yang
sebelumnya kita selalu melaksanakan tarawih, dan tilawah kita yang setiap hari,
di bulan Syawal ini hendaknya tidak kita tinggalkan. Infaq dan shadaqah yang
telah kita lakukan juga kita pertahankan. Demikian pula nilai-nilai keimanan
yang tumbuh kuat di bulan Ramadhan, kita tidak takut lapar dan sakit karena
kita bergantung pada Allah selama puasa Ramadhan. Kita tidak memerlukan
pengawasan siapapun untuk memastikan puasa kita berlangsung tanpa adanya hal
yang membatalkan sebab kita yakin akan pengawasan Allah (ma'iyatullah). Kita
juga dibiasakan berlaku ikhlas dalam puasa tanpa perlu mengumumkan puasa kita
pada siapapun. Nilai keimanan yang meliputi keyakinan, ma’iyatullah,
keikhlasan, dan lainnya ini hendaknya tetap ada dalam bulan Syawal dan semakin
meningkat. Bukan menipis tiba-tiba lalu hilang seketika!
Hadirin sidang
Jum’at rahimakumullah,
Memang tidak
banyak amal khusus di bulan Syawal dibandingkan bulan-bulan lainnya. Akan
tetapi, Allah telah memberikan kesempatan berupa satu amal khusus di bulan ini
yaitu puasa Syawal. Ini juga bisa dimaknai sebagai alat dalam rangka
meningkatkan ibadah dan kualitas diri kita di bulan Syawal. Dan keistimewaan
puasa sunnah ini adalah, kita akan diganjar dengan pahala satu tahun jika kita
mengerjakan puasa enam hari di bulan ini setelah sebulan penuh kita berpuasa
Ramadhan.
Rasulullah
SAW bersabda:
مَنْ صَامَ
رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Barangsiapa
berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan
Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun. (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Tentang
pelaksanaannya puasa Syawal ini, Sayyid Sabiq di dalam Fiqih Sunnah
menjelaskan bahwa menurut pendapat Imam Ahmad, puasa Syawal boleh dilakukan
secara berurutan, boleh pula tidak berurutan. Dan tidak ada keutamaan cara
pertama atas cara kedua. Sedangkan menurut madzhab Syafi'i dan Hanafi, puasa
Syawal lebih utama dilaksanakan secara berurutan sejak tanggal 2 Syawal hingga
7 Syawal. Lebih utama. Jadi, tidak ada madzhab yang tidak membolehkan puasa
Syawal di hari selain tanggal 2 sampai 7, selama masih di bulan Syawal. Ini
artinya, bagi kita yang belum melaksanakan puasa Syawal, masih ada kesempatan
mengerjakannya.
Jama'ah
jum'at rahimakumullah,
Kesimpulan
dari khutbah ini adalah bahwa setelah kita ditempa selama sebulan penuh di
bulan Ramadhan, maka bulan Syawal adalah bulan peningkatan, sebagaimana setelah
lulus ujian maka siswa sekolah akan naik kelas. Selanjutnya kita harus
istiqamah mempertahankan prestasi dan kemudian meningkatkannya secara kontinyu.
Jika kita istiqamah, tetap melaksanakan, melanjutkan dan merealisasikan amalan
bulan Ramadhan di sebelas bulan berikutnya, maka Allah SWT menjanjikan keistimewaan yang
akan kita dapat, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَااللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَاتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ
الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami adalah Allah" kemudian
mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka
dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushilat :
30)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah ke-dua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ. أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا
اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ
إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ
وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي
العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ
الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِِ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِِ.
اللَّهُمَّ
اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ
بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا
مَحْرُوْمًا. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ
وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا
وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. والحمد لله رب العلمين.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا
وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. والحمد لله رب العلمين.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.