Senin, 30 Januari 2012

Tafsir Q.S. Al-Baqarah 21-22

Tafsir Ibnu Katsir, 24 Jan 2012
Pemateri : K.H. Aep Saefudin SAG
Al-Baqarah, ayat 21-22 :
يٰأيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوْا رَبَّكُمُ ٱلّذِي خَلَقَكُمْ وَٱلّذِيْنَ مِنْ قبْلِكُمْ لَعَلّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۝ ٱلّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلاَرْضَ فِرَاشًا وَّٱلسَّمَآءَ بِنَآءً وَٲنْزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَٲخْرَجَ بِهِ ۧ مِنَ ٱلثَّمَرٰتِ رِزْقًا لّكُمْ ۖ فَلا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ ٲنْدَادًا وَٲنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝
"Hai Manusia, sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui.”
Allah Subhaanahu Wa Ta'aala menjelaskan tentang sifat uluhiah-Nya Yang Maha Esa, bahwa Dia-lah yang memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan menciptakan mereka dari tiada menjadi ada, lalu melimpahkan kepada mereka segala macam nikmat lahir dan batin. Allah menjadikan bumi bagi mereka sebagai hamparan buat tempat mereka tinggal, diperkokoh kesetabilannya dengan gunung-gunung yang tinggi lagi besar, dan Dia menjadikan langit sebagai atap sebagai mana disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya dalam Q.S. Al-Anbiyaa ayat 32 yang artinya : 
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya."
Allah menurunkan air hujan dari langit bagi mereka. Yang dimaksud degan lafadz as-samaa' dalam ayat ini ialah awan yang datang pada waktunya di saat mereka memerlukannya. Melalui hujan, Allah menumbuhkan buat mereka berbagai macam tumbuhan yang menghasilkan banyak buah sebagaimana telah disaksikan, sebagai rezeki buat mereka.
"Falaa taj'aluu lillaahi andaadan wa antum ta'lamuun" (karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui) (Q.S. Albaqarah : 22)
Dalam hadits shahihain disebutkan : Dari Ibnu Mas'ud menceritakan, aku bertanya : "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Beliau menjawab : "Jika kamu mengadakan sekutu bagi Allah, padahal Dia yang menciptakanmu," hingga akhir hadits.
Demikian pula yang disebutkan di dalam hadits Mu'adz, " Tahukah kamu apa hak Allah yang dibebankan kepada hamba-hamba-Nya?" lalu disebutkan, "Hendaklah kamu menyabah-Nya dan jangan mempersekutukannya dengan sesuatupun," hingga akhir hadits.
Di dalam hadits lain disebutkan sebagai berikut : "Janganlah sesekali seseorang diantara kalian mengatakan, "ini adalah yang dikehendaki oleh Allah dan yang dikehendaki oleh si fulan," tetapi hendaklah ia mengatakan, "ini adalah yang dikehendaki oleh Allah," kemudian, "ini adalah yang dikehendaki oleh si fulan."
Sufyan Ibnu Sa'id As-Sauri mengatakan dari Al-Ajlah Ibnu Abdullah Al-Kindi dari Yazid Ibnul Asham dari Ibnu Abbas yang menceritakan : Seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, "Ini adalah yang dikehendaki oleh Allah dan olehmu." Maka Nabi bersabda, "Apakah engkau menjadikan diriku sebagai tandingan Allah? Katakanlah, "Inilah yang dikehendaki oleh Allah semata"."
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Murdawih. Imam Nasai serta Imam Ibnu Majah telah megetengahkannya dari hadits Isa Ibnu Yunus, dari Al-Ajlah dengan lafadz yang sama. Semua itu ditandaskan demi melindungi ketauhidan.
Muhammad Ibnu Ishak mengatakan, telah menceritakan kepadanya Muhammad Ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa’is Ibnu Jubair, dari Ibnu ‘Abbas yang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya : ”Yaa ayyuhan naasu’buduu Rabbakum” (Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian) ( Q.S. Al-Baqarah : 21)
Ayat ini ditujukan kepada kedua golongan secara keseluruhan, yaitu orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Dengan kata lain, esakanlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian.
Hal yang sama dikatakan pula dalam riwayat lain dari Ibnu ‘Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya : "Falaa taj'aluu lillaahi andaadan wa antum ta'lamuun" (karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui) (Q.S. Al-Baqarah : 22)
Maksudnya, janganlah kalian mempersekutukan Allahdengan selain-Nya, yaitu dengan tandingan-tandingan yang tidak dapat menimpakan mudarat dan tidak dapat memberi manfaat, padahal kalian mengetahui bahwa tidak ada Tuhan yang memberi rizki kepada kalian selain Allah. Kalian telah mengetahui apa yang diserukan Muhammad kepada kalian, yaitu ajaran tauhid, adalah perkara yang benar yang tiada keraguan di dalamnya. Demikian pula menurut Qatadah.


Dirangkum oleh : Sholihin Untuk Bintang Raya
Semoga bermanfaat...

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.