Sabtu, 21 Januari 2012

Khutbah Jum'ah 30 Des 2011

Hikmah Pergantian Tahun
Oleh : Yuda Rahman
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ .َ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ٠ أللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِهِ وَأصْحٰبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ ٳلٰى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ٠
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ . يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا . يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
Ma’asyiral Muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Pertama-tama marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga kita bisa berkumpul di tempat ini dalam rangka melaksanakan perintah Allah, yaitu melaksanakan ibadah jum’ah. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah dan mendapat limpahan pahala dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umat yang konsekuen dan konsisten mengikuti beliau sampai hari kiamat.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan iman dan taqwa yang sebenar-benarnya, yakni menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Taqwa merupakan bekal terbaik yang akan membuat kita mulia di sisi Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
Ma’asyiral Muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Saat ini kita umat Islam masih dalam suasana tahun baru 1433H, dan Insya Allah 1 hari lagi tahun 2011M segera berlalu, berganti dengan tahun baru 2012M. Tidaklah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menciptakan segala suasana dan keadaan, melainkan terdapat hikmah di dalamnya, termasuk silih bergantinya siang dan malam, sehingga sampai kepada pergantian tahun. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an :
اِنَّ فِيْ خَلْقِ ٱلسَمٰوٰتِ وَٱلارْضِ وَاخْتلافِ ٱلَيْلِِ وَٱلنّهَارِ لاٰيٰت لاُولِٱلاَلْبَابِ ۝
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal.” (Q.S. Ali Imran : 190).
Maka ada beberapa hikmah yang bisa kita petik pada pergantian tahun ini, diantaranya :
Yang pertama, Sebagai perenungan diri tentang umur kita bahwa dengan datangnya tahun baru ini hakikatnya umur kita yang telah ditetapkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala berkurang lagi satu tahun. Padahal kita tidak pernah tahu kapan malaikat maut akan menjemput kita karena kematian adalah rahasia Allah. Yang kita takutkan bukanlah kematian itu, karena cepat atau lambat, siap atau tidak, kematian pasti akan mendatangi kita. Namun yang perlu difikirkan, yang harus kita risaukan adalah bekal apa yang telah dipersiapkan untuk kehidupan setelah kematian itu, yakni kehidupan akhirat yang kekal selama-lamanya. Dan kelak kita akan dimintai pertanggungan jawab tentang umur yang Allah karuniakan ini dihabiskan untuk apa, apakah dalam ketaatan kepada Allah aatau sebaliknya. Maka marilah kita manfaatkan sisa umur ini dengan sebaik-baiknya, dengan amal sholeh dan ibadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
Ma’asyiral Muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Ke-dua, hikmah yang bisa kita petik di penghujung tahun ini hendaknya menjadi renungan untuk muhasabah diri, yakni mengevaluasi segala kekurangan diri ini, baik yang berhubungan langsung kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala maupun yang berhubungan dengan sesama manusia. Khalifah Umar bin Khaththab pernah mengingatkan : ”Hisablah diri kalian sebelum dihisab di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
Mari kita koreksi iman dan ibadah kita mungkin tanpa kita sadari diri ini masih terjerumus dalam kesyirikan, masih terbelenggu dengan kemunafikan yang merupakan dua sifat yang sangat dimurkai oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan termasuk dosa besar yang tidak akan diampuni apabila pelakunya meninggal sebelum bertaubat. Mungkin diri ini masih terjerembab dalam perkara-perkara bid’ah, yakni amalan yang tidak ada contoh dari Nabi Shallallahu ,alaihi wa Sallam.
Mari kita koreksi sholat kita kalau selama ini mungkin masih jauh dari khusyu’, bahkan masih sering menunda-nunda waktunya karena dilalaikan oleh perkara dunia dan urusan-urusan yang lain. Padahal Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah memperingatkan di dalam Al-Qur’an :
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ۝   ٱلَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ ساُوْنَ۝ 
Maka celakalah orang yang sholat. Yaitu orang-orang yang lalai terhadap sholatnya.”  (Q.S. Al-Ma’uun : 4-5)
Jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Kalau yang menunda-nunda sholat saja sudah diancam oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala, apalagi yang jelas-jelas meninggalkannya, maka murka dan adzab Allah tentu jauh lebih besar sebagaimana telah banyak dijelaskan, baik di dalam Al-Qur’an maupun hadits-hadits Nabi Shallallahu ’alaihi wa Sallam.
Demikian pula dengan amalan-amalan yang lain serta yang berhubungan dengan sesama manusia, hendaknya senantiasa dievaluasi apakah sudah berada dalam ridlo Allah atau belum. Sayyidina Umar bin Khattab saja yang sudah mendapat jaminan surga masih muhasabah diri setiap harinya bercucuran air mata karena takut kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Lalu bagaimana dengan diri kita yang begitu banyak dosa dan maksiat, salah dan khilaf, maka hendaklah lebih banyak beristighfar, memohon ampunan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
Ma’asyiral Muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Hikmah yang ke-tiga, hendaknya kita jadikan tahun baru ini sebagai momentum untuk memotivasi diri untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Kita awali tahun ini dengan menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak ada contoh dan tidak ada dasarnya kdalam agama, seperti mengikuti tatacara perayaan tahun baru yang dilakukan oleh orang-orang di luar agama kita. Hal itu termnasuk perbuatan yang sia-sia bahkan dilarang. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بقَومٍ فهُوَ مِنْهُم
Barang siapa yang meniru-niru jejak suatu kaum, maka ia ermasuk golongan mereka” (HR. Abu Daud).
Maka seharusnya malam pergantian tahun hendaknya diisi dengan amalan-amalan yang dianjurkan dalam agama, seperti banyak berdzikir kepada Allah, tilawah Al-Qur’an, sholat-sholat nawafil, dan muhasabah diri.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Sebagai kesimpulan marilah kita merenungi diri tentang umur yang Allah berikan, sudahkah kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan bekal kehidupan akhirat selama-lamanya, kemudian kita selau muhasabah diri, mengoreksi segala kekurangan selama ini baik yang berhubungan kepada Allah maupun yang berhubungan dengan sesama manusia, sehingga ada motifasi kuat unuk menjaga aqidah dan keimanan kita, mengiringinya dengan ibadah dan amal sholeh yang sungguh-sungguh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai akhir hayat kita.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Dirangkum oleh : Sholihin untuk Bintang Raya
Semoga bermanfaat
 

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.