Minggu, 29 Januari 2012

Hikmah Istinsyaq

Suatu waktu saya mengikuti pengarahan karyawan yang dilakukan oleh seorang teman sesuai kapasitas jabatannya sebagai manajer. Kebetulan beliau adalah non muslim.
Ketika sampai kepada pembahasan masalah kesehatan, terutama penyakit flu dan saluran pernafasan sebagai akibat dari tempat kerja yang berdebu, dia menganjurkan agar setiap habis kerja, karyawan membersihkan hidungnya dengan cara menghirup air ke hidung lalu dikeluarkan, dilakukan sampai debu yang ada di dalam hidung bisa keluar dan hidung menjadi bersih.
Saya menambahkan bahwa menghirup air ke hidung secara rutin dilakukan oleh karyawan yang akan mengerjakan sholat, yaitu pada waktu berwudlu. Sepertinya beliau berkeberatan dan menyanggah bahwa yang dilakukan pada saat berwudlu adalah hanya mengusap hidung, tidak sampai membersihkan rongga hidung...
Selanjutnya saya berfikir bahwa mungkin saja pendapatnya tersebut timbul karena ketidaktahuannya dan juga karena kenyataan yang dilakukan oleh orang-orang Islam pada saat berwudlu. Boleh jadi pemahaman sebagian orang Islam tentang menghirup air ke hidung (istinsyaq) sama dengan pemahaman rekan saya yang non muslim tersebut. Jika demikian halnya maka berarti tidak sesuai sunnah Rasulullah, dan tentu saja tidak akan mendapatkan hikmah dari sunnah tersebut.
Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya mencoba mengulas apa yang dicontohkan dan diperintahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam hal istinsyaq serta apa hikmahnya.

Perintah dan Contoh Istinsyaq dari Rasulullah
Bagaimana wudlu yang dicontohkan Rasulullah, mari kita baca haditsnya :
وَعَنْ حُمْرَانَ أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ : رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Humran bahwa Utsman meminta air wudlu. Ia membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur (madlmadloh) dan menghisap air dengan hidung dan menghembuskannya keluar (istinsyaq dan istintsar) kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Lalu membasuh tangan kanannya hingga siku-siku tiga kali dan tangan kirinya pun begitu pula. Kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kaki kanannya hingga kedua mata kaki tiga kali dan kaki kirinya pun begitu pula. Kemudian ia berkata: "Saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudlu seperti wudlu-ku ini". Muttafaq Alaihi. 
Madlmadloh, istinsyaq dan istintsar adalah istilah dalam bahasa Arab.
Di dalam kitab Ibanatul Ahkam dijelaskan tentang pengertian ketiga istilah tersebut sebagai berikut :
Madlmadloh artinya berkumur-kumur, yaitu memasukkan air ke mulut lalu menggerak-gerakkannya di dalam mulut, kemudian mengeluarkannya.
Istinsyaq artinya memasukkan air ke hidung, kemudian menghirupnya dengan nafas sampai ke bagian paling dalam dari lubang hidung. Hal ini disyariatkan untuk membersihkan rongga hidung dari kotoran, sekaligus untuk memastikan bau air.
Istintsar artinya mengeluarkan air dari lubang hidung setelah instinsyaq.
Terkadang kata istinsyaq maksudnya adalah istinsyaq+istintsar.

Dalam beberapa hadits yang lain juga disebutkan tentang istinsyaq :
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: ( رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَفْصِلُ بَيْنَ اَلْمَضْمَضَةِ وَالِاسْتِنْشَاقِ )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ بِإِسْنَادِ ضَعِيف
Dari Thalhah Ibnu Musharrif dari ayahnya dari kakeknya dia berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memisahkan antara berkumur dan menghirup air melalui hidung (istinsyaq). Riwayat Abu Dawud dengan sanad yang lemah.
عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ زَيْدٍ رضي الله عنه -فِي صِفَةِ اَلْوُضُوءِ- ( ثُمَّ أَدْخَلَ صلى الله عليه وسلم يَدَهُ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدَةٍ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثًا )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ.
Dari Abdullah Ibnu Zaid Radliyallaahu 'anhu tentang cara berwudlu: Kemudian beliau memasukkan tangannya lalu berkumur dan menghisap air melalui hidung (istinsyaq) satu tangan. Beliau melakukannya tiga kali. Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْبِغْ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ
Laqith Ibnu Shabirah Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sempurnakanlah dalam berwudlu usaplah sela-sela jari dan isaplah air ke dalam hidung dalam-dalam (istinsyaq) kecuali jika engkau sedang berpuasa." Riwayat Imam Empat dan hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah. 

Hikmah Istinsyaq
Semua perintah dan larangan dalam Islam yang datang dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala atau yang shahih dari Nabi Allah, pasti bermanfaat, pasti mengandung hikmah. Kadang kala sebagian hikmah tersebut sudah diketahui oleh manusia, tetapi banyak juga yang belum diketahui karena keterbatasan akal manusia. Oleh karena itu dalam mentaati perintah dan larangan Allah maka harus berdasarkan keimanan, bukan karena hikmah atau manfaatnya. Adapun hikmah yang terkandung didalamnya patut dikaji dalam rangka menambah keimanan kita.
Demikian pula halnya tentang perintah ber-istinsyaq, apabila dilakukan sesuai dengan contoh dari Rasulullah, ternyata banyak mengandung manfaat bagi manusia. Hal ini sudah pasti karena perintahnya berasal dari Allah yang menciptakan manusia, yang paling tahu seluk beluk manusia dan segala apa yang dibutuhkan manusia. Sekali lagi, hikmah dan manfaat itu tergantung tingkat kesesuaian dengan contoh dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab : 21, yang artinya :

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Beberapa manfaat Istinsyaq telah diteliti oleh banyak ahli, diantaranya :
·   Prof. Dr. Syahathah dari bagian THT fakulas kedokteran Universitas Alexandria membuktikan bahwa Istinsyaq dapat membersihkan hidung dari kuman-kuman dan mengeluarkan kuman tersebut sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi hidung.
·     Peneliti bernama Muhammad Salim dari Fakultas Kedokteran Universitas Iskandariah dengan studinya tentang manfaat medis yang digali dari ibadah wudlu mengatakan, orang yang tidak berwudhu warna hidung mereka memudar dan berminyak, kotoran debu lebih ke dalam. Rongga hidung memiliki permukaan yang lengket dan berwarna gelap. Adapun orang-orang yang teratur berwudlu, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih dan tidak ada debu. Menurut pengamatan melalui mikroskop, hidung orang-orang yang tidak berwudlu merupakan tempat pertumbuhan kuman dalam jumlah besar yang cepat penularannya. Adapun orang yang selalu berwudlu hidung mereka tampak bersih dari kuman.
Penelitian itu juga menjelaskan pentingnya memasukkan air ke hidung sekali saja ketika berwudhu karena dapat membersihkan hidung dari separuh kuman. Sedangkan memasukkan air dua kali, dapat menambah 1/3 kebersihan. Jika memasukkannya sampai tiga kali, maka hidung benar-benar bersih dari kuman. Secara ilmiah hidung terjaga bersih selama 3 sampai dengan 5 jam, kemudian kotor kembali, yang kemudian dapat dibersihkan melalui wudlu berikutnya.
Dari penelitian juga menyatakan bahwa persentase terkena penyakit bagi orang yang tidak sholat dan tidak berwudhu, lebih banyak dari pada orang-orang yang berwudhu. Istinsyaq dan Istintsar dapat menghilangkan 11 bakteri membahayakan yang ada dalam hidung, yang menyebabkan penyakit saluran pernafasan, radang paru-paru, panas rheumatism, penyakit rongga hidung , dan lain-lain.


Dirangkum dari berbagai sumber,
Semoga bermanfaat . . .
Sholihin untuk Bintang Raya

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.