Ini bukanlah kampanye, karena memang Yayasan Bakti Bintang Raya,
Masjid Bintang Raya dan semua yang tercakup di dalamnya, benar-benar tidak
terafiliasi ke dalam partai apapun dan tidak memihak capres manapun. Tulisan
ini hanya merupakan cerita kejadian spontan yang terjadi malam ini di Masjid
Bintang Raya, dan kesan penulis terhadap kejadian tersebut.
Selepas sholat Maghrib berjamaah di Masjid Bintang Raya, dan jamaah
telah selesai baca wirid dan sholat sunnah rawatib bahkan sebagian sudah
meninggalkan masjid, saat itu masuk dua mobil ke halaman masjid, sementara di
jalan sana beberapa mobil (sekitar 10 mobil) berderet menepi di sebelah kiri,
dikawal oleh mobil patroli polisi. Dari salah satu mobil yang masuk halaman
masjid, nampak keluar beberapa orang yang salah satunya adalah pak Jokowi dan
pak Maruarar Sirait.
Kejadiannya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Pak Jokowi sholat
Maghrib di Masjid Bintang Raya diikuti sekitar enam orang pendukungnya, lalu
menjawab sapaan beberapa orang dan melayani orang yang minta foto bareng,
termasuk dengan Pengurus DKM Bintang Raya. Setelah itu kembali ke mobil dan
melanjutkan perjalanan. Selesai...
Namun selanjutnya, kejadian tersebut menjadi topik pembicaraan yang
hangat dan menarik diantara para jamaah. Bertemu langsung, berjabat tangan dan
foto bareng dengan figur yang banyak muncul di media memang bukan hal biasa,
apalagi dengan salah satu Capres di masa kampanye menjelang Pilpres, mungkin
bisa dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
Penulis sendiri tidak begitu tertarik dengan hiruk-pikuk pagelaran
Pilpres, bahkan saat ini cenderung prihatin dengan suasana kampanye yang
semakin tidak sehat. Masing-masing seperti menuhankan Capres dukungannya,
dibela mati-matian seolah-olah tanpa kesalahan. Sementara Capres lawan dicela
habis-habisan sekan-akan tidak ada kebaikannya sedikitpun. Hal ini semakin
diperkeruh oleh keberpihakan media terhadap kandidat Presiden dukungannya
masing-masing, terutama dua media elektronik yang selama ini konsisten menyajikan
berita secara objektif tiba-tiba berubah dengan menyajikan berita yang
kadang-kadang tidak seimbang bahkan sering bertolak-belakang satu sama lain.
Keprihatinan
itu tetap melekat, bahkan setelah bertemu langsung dengan salah satu Capres
sekalipun, karena kita memang tidak bisa menebak tabiat dan akhlak seseorang
hanya dengan sekali bertemu, apalagi di masa kampanye.
Namun, dari pertemuan sekilas tersebut, ada beberapa hal yang bisa
menjadi catatan...
Kepribadian sederhana dan ramah dari seorang Jokowi memang terlihat
saat berada di Masjid Bintang Raya, sesuai dengan yang biasa diberitakan. Turun
dari mobil langsung menuju teras masjid lalu duduk untuk melepas sepatunya
tanpa canggung. Begitu pula saat menyalami dan membalas sapaan beberapa orang,
lalu menuju ke tempat wudlu. Semuanya terlihat dilakukan secara spontan dan
tidak canggung yang menunjukkan kejujuran dan keasliannya. Kejujuran dan
kesederhanaan merupakan sebagian sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Di sisi lain, saat penulis bersalaman langsung, rasanya ada yang
kurang, yaitu kurang mantap genggaman tangannya, padahal selama ini penulis
mempersepsikan bahwa orang yang jujur dan tegas biasanya mantap genggaman
tangannya saat bersalaman. Kemudian sebagai pemimpin, seyogyanya bisa mengajak
pendukungnya yang masih banyak menunggu di beberapa mobil, untuk sama-sama
melaksanakan sholat magrib karena memang waktu sholat maghrib agak sempit dan
terbatas (barangkali masih banyak yang berkewajiban dan belum melaksanakannya).
Namun, catatan ini hanyalah catatan spontan tanpa kajian mendalam, hanya
mengungkapkan apa yang tampak dan jelas terlihat. Untuk menilai seseorang tentu
membutuhkan lebih dari itu, jadi tulisan ini bukan penilaian. Jika suatu saat
yang bersangkutan berkesempatan membacanya, mudah-mudahan bisa menjadi masukan.
Secara umum, orang menganggap kejadian tersebut sebagai peristiwa
kebetulan. Namun pada hakikatnya tidak ada kejadian yang kebetulan, semuanya
sudah didesain secara sempurna oleh Allah SWT, dan semuanya ada hikmahnya.
Semoga kita bisa memetik hikmah dari setiap peristiwa yang kita alami sehingga
bisa menjadi pribadi yang lebih baik setelahnya.
Semoga pagelaran Pilpres 2014 ini bisa berlangsung sukses dalam
kedamaian, tanpa kejadian anarkis dan keributan. Siapapun Presiden terpilih
nanti, semoga bisa membawa perubahan bagi bangsa dan negara Indonesia ke arah
yang lebih baik, menuju ketakwaan kepada Allah SWT, mewujudkan negara yang bersih,
kuat, bermartabat, adil, makmur, sejahtera dan merata, menjadikan negara yang baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur... Aamiiin.....
Sholihin,
Masjid Bintang Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.