Ibanatul Ahkam
Syarah Bulughul Maram
Bab : Etika Buang Hajat
Pembicara :
K.H. Aep Saefudin SAG
Hadits ke -79
عَنْ أنَسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
يَدْخُلُ اَلْخَلَاءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ نَحْوِي إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ
وَعَنَزَةً فَيَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Anas
Radliyallaahu 'Anhu berkata : Pernah Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam
masuk ke kakus lalu aku dan seorang anak yang sebaya denganku membawakan bejana
berisi air dan sebatang tongkat kemudian beliau bersuci dengan air tersebut. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-80
عَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ
لِي اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم خُذِ اَلْإِدَاوَةَ فَانْطَلَقَ حَتَّى
تَوَارَى عَنِّي فَقَضَى حَاجَتَهُ. مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Al-Mughirah Ibnu Syu'bah Radliyallaahu
'Anhu berkata : Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda padaku :
"Ambillah bejana itu." Kemudian beliau pergi hingga aku tidak
melihatnya lalu beliau menyelesaikan buang hajatnya. Muttafaq Alaihi.
Makna Hadits
:
Nabi Muhammad Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam
adalah seorang mursyid yang bijaksana dan murabbi yang agung. Baginda
mengajarkan kita intisari akhlak. Beliau tidak pernah meninggalkan suatu
kebaikan, besar maupun kecil, melainkan disampaikan kepada kita. Baginda
menerangkan tentang akhlak membuang hajat yang antara lain beristinjak dengan
menggunakan air. Ini karena air memiliki daya cuci yang lebih kuat. Di
antaranya lagi menyediakan sesuatu untuk membersihkan najis berupa air atau
batu. Etika yang lain dalam hal ini ialah dibolehkan menyuruh anak-anak membawa
alat-alat yang hendak digunakan beristinja tersebut di samping disuruh menjauhi
tempat keramaian ketika membuang hajat dengan memakai penutup supaya tidak
kelihatan orang.
Fiqih Hadits :
1.
Keutamaan menjadi khadam kepada orang terhormat.
2.
Disunahkan menjauhi tempat keramaian ketika membuang hajat
3. Seorang yang terhormat dibolehkan menyuruh salah seorang sahabatnya untuk
membantu keperluannya.
4. Dibolehkan menggunakan bejana untuk berwudlu dan menyediakan sesuatu berupa
batu atau air untuk membersihkan najis sebelum membuang air.
5. Disyariatkan beristinja
menggunakan air. Air lebih utama daripada menggunakan batu ketika beristinja di
mana air memiliki daya pembersih yang paling baik untuk membersihkan dan
menghilangkan ‘ain najis dan bekasnya. Menurut pendapat jumhur ulama, apa yang
paling baik adalah menggabungkan antara penggunaan air dan batu ketika
beristinja. Dengan arti kata lain, seseorang hendaklah menggunakan batu terlebih
dahulu untuk menghilangkan najis, kemudian disusuli dengan menggunakan air
untuk menghilangkannya secara keseluruhan.
Pertanyaan :
1. Bagaimana hukumnya
beristinja menggunakan tisu sebagaimana sekarang ini banyak dilakukan seperti
di pesawat terbang, di bandara, maupun di hotel ?
Jawab :
Menurut madzhab Syafi’i hal itu boleh dilakukan
karena darurat tidak tersedia air, namun setelah menjumpai air maka harus
segera disempurnakan istinja’nya dengan menggunakan air.
Dirangkum oleh : Sholihin untuk
Bintang Raya
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.