Minggu, 08 April 2012

Tafsir Q.S. Al-Baqarah 34

Kajian Tafsir Ibnu Katsir, 3 April 2012
Pemateri : K.H. Aep Saefudin SAG
 Al-Baqarah  ayat 34 :
وإذ قلنا للملئكة السجدوا لادم فسجدو الآإبليس ۗ ابى واستكبروكان من الكفرين.
"Dan(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabbur, dan adalah dia termasuk golongan yang kafir."
Hal ini merupakan penghormatan yang besar dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala untuk Adam dan dapat dilimpahkan kepada keturunannya, yaitu ketika Allah memberitahukan bahwa Dia telah memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud menghormati Adam. Kenyataan ini diperkuat pula oleh banyak hadits yang menunjukkan bahwa hal tersebut benar-benar terjadi, antara lain ialah hadits mengenai syafaat yang telah disebutkan sebelumnya dan yang mengisahkan Nabi Musa ‘alaihis salam yaitu :
ربي ارني أدم الذين اخرجنا ونفسه من الجنة، فلما اجتمع به قال أنت أدم الذي خلقه الله بيده ونفخ فيه من روحه وأسجد له ملائكته.
 “Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku Adam yang telah mengeluarkan diri kami dan dirinya sendiri dari surga. Ketika Musa telah bersua dengannya, Musa berkata : “Engkaukah Adam yang telah diciptakan Allah dengan tangan (kekuasaan)-Nya dan dia meniupkan sebagian dari roh (ciptaan)-Nya kepadamu dan memerintahkan kepada para malaikat-Nya untuk bersujud kepadamu?
Hadits tersebut secara lengkap akan diungkapkan kemudian, insya Allah.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Utsman Ibnu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Bisyr Ibnu Imarah, dari Abu Rauq, dari Ad-Dahak, dari Ibnu Abbas yang menceritakan hal berikut :
Pada awalnya iblis itu merupakan suatu golongan dari para malaikat, mereka dikenal dengan sebutan jin. Iblis diciptakan dari api yang sangat panas, yakni jin yang berada diantara para malaikat, nama aslinya adalah Al-Harits, pada mulanya ia ditugaskan sebagai salah satu penjaga surga. Tetapi pra malaikat diciptakan dari nur yang berbeda dengan golongan iblis tadi.
Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa jin yang disebut di dalam Al-Qur’an diciptakan dari nyala api, yakni dari lidah api yang paling ujungnya bila menyala. Sedangkan manusia diciptakan dari tanah liat. Makhluk yang mula-mula menghuni bumi adalah jin, lalu mereka membuat kerusakan, menumpahkan darah, dan sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain. Maka Allah mengirimkan kepada mereka Iblis bersama sejumlah pasukan dari Malaikat. Mereka yang diutus melakukan tugas ini dari kalangan makhluk yang dikenal dengan nama jin. Iblis bersama para pengikutnya dapat menumpas makhluk jin hingga mengejar mereka sampai ke pulau-pulau di berbagai lautan dan ke puncak-puncak bukit.
Setelah iblis dapat melakukan tugas tersebut, akhirnya dia merasa tinggi diri, dan mengatakan, “Aku telah melakukan sesuatu hal yang belum pernah dilakukan oleh siapapun.” Allah mengetahui hal itu yang tersimpan di balik hati iblis, sedangkan para malaikat yang bersamanya tidak mengetahui hal itu. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada para malaikat-Nya yang pernah diutus-Nya bersama iblis, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi itu.” Maka para malaikat menjwabnya, “Mengapa engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, seperti kerusakan yang telah dilakukan oleh makhluk jin dan banyaknya darah mengalir karena perbuatan mereka? Padahal sesungguhnya kami diutus untuk menumpas mereka.”
Kemudian Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui,” yakni ‘Aku mengetahui apa yang tersimpan di balik hati iblis hal-hal yang tidak kalian ketahui, yaitu sifat takabbur dan tinggi diri.’
Lalu Allah menciptakan Adam dari tanah liat, yakni tanah liat yang baik, berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan berbau tidak enak. Sesungguhnya pada mulanya dari tanah, kemudian menjadi tanah liat yang diberi bentuk. Allah menciptakan Adam dari tanah liat itu dengan tangan kekuasaan-Nya sendiri. Kemudian Allah meniupkan sebagian ruh ciptaan-Nya.
Kemudian Allah berfirman kepada para malaikat yang bersama iblis tadi, “Sujudlah kalian kepada Adam!” Maka mereka semuanya sujud, kecuali iblis, ia membangkang dan takabur karena di dalam dirinya telah muncul sifat takabur dan tinggi diri. Iblis berkata, “Aku tidak mau sujud karena aku lebih baik daripada dia dan lebih tua serta asalku lebih kuat. Engkau telah menciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah. Sesungguhnya api lebih kuat daripada tanah.” Setelah iblis menolak sujud kepada Adam, maka Allah menjauhkannya dari seluruh kebaikan dan menjadikannya setan yang terkutuk sebagai hukuman atas kedurhakaannya.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya :
وإذ قلنا للملئكة السجدوا لادم
Dan(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “sujudlah kalian kepada Adam,” (Q.S. AL-Baqarah : 34)
Karena taat kepada Allah, maka dilakukan sujud kepada Adam. Allah memuliakan Adam dengan memerintahkan para malaikat-Nya bersujud kepadanya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa sujud ini merupakan penghormatan dan salam serta memuliakan, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
ورفع ابويه على العرش وخرو له سجدا وقال يآأبت هذا تأويل رءياي من قبل قد جعلها ربي حقا.
Dan ia menikkan kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusu. Dan Yusuf berkata, “Wahai ayahku, inilah ta’wil mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan” (Q.S. Yusuf : 100)
Di masa lalu hal ini memang diperbolehkan di kalangan umat-umat terdahulu, tetapi dalam agama kita hal ini telah di-mansukh.
Mu’adz mengemukakan hadits berikut :
قدمت الشام فرأيتهم يسجدون لأساقفتهم وعلمائهم، فأنت يارسول الله احق أن يسجد لك، فقال لالوكنت أمرا بشرا أن يسجد لبشر لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها من عظم حقه عليها.
Ketika aku (Mu’adz) tiba di negeri Syam, kulihat mereka sujud kepada uskup-uskup dan ulama-ulamanya. Maka engkau, wahai Rasulullah, adalah orang yang lebih berhak untuk disujudi. Lalu Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak, seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan kepada wanita untuk sujud kepada suaminya, karena besarnya hak suami atas dirinya.”
Jadi, syariat Islam melarang seseorang sujud kepada orang lain, bahkan ruku’ pun tidak boleh. Hanya kepada Allah-lah manusia ruku’ dan bersujud.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya :
فسجدوآ الآإبليس ۗ ابى واستكبروكان من الكفرين.
"maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabbur, dan adalah dia termasuk golongan yang kafir." (Q.S. Al-Baqarah : 34)
Iblis dengki terhadap Adam ‘alaihis salam karena kehormatan yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Adam, dan ia berkata, “Aku berasal dari api, sedangkan dia dari tanah.” Hal tersebut merupakan dosa besar, yaitu takabur.
Di dalam sebuah hadits shahih telah disebutkan :
لايدخل الجنة من كان في قلبه مثقال حبة من خردل من كبر.
“Tidak dapat masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat sifat takabur sekalipun hanya seberat biji sawi.”
Di dalam hati iblis terdapat sifat takabur, kekufuran dan keingkaran yang mengakibatkan dirinya terusir dan dijauhkan dari rahmat Allah dan dari sisi-Nya. Sebagian ahli i’rab mengartikan firman-Nya, “wakaana minal kaafiriin,” maksudnya ‘jadilah ia (iblis) termasuk golongan orang-orang yang kafir, karena menolak untuk bersujud’. Jadi kafirnya iblis bukanlah karena tidak percaya dengan Allah dan segala ciptaannya, bahkan iblis sangat percaya karena menyaksikan langsung, namun iblis kair karena menolak perintah Allah untuk sujud menghormati Adam.

Tanya Jawab :
1.      T?
J:
 
 
---masih dalam proses penulisan---
Dirangkum oleh :
Sholihin untuk Bintang Raya
Semoga bermanfaat

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.