Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Maram
Bab Wudlu
Penceramah : K.H. Aep Saefudin S.Ag
Hadits Nabi SAW :
وَعَنْ حُمْرَانَ أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ : رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ( مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ )
Dari Humran bahwa Utsman meminta air wudlu. Ia membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan menghisap air dengan hidung dan menghembuskannya keluar kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Lalu membasuh tangan kanannya hingga siku-siku tiga kali dan tangan kirinya pun begitu pula. Kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kaki kanannya hingga kedua mata kaki tiga kali dan kaki kirinya pun begitu pula. Kemudian ia berkata: "Saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudlu seperti wudlu-ku ini." ( Muttafaq Alaihi)
وَعَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - فِي صِفَةِ وُضُوءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ : وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَاحِدَةً أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَأَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ. بَلْ قَالَ التِّرْمِذِيُّ : إنَّهُ أَصَحُّ شَيْءٍ فِي الْبَابِ
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu tentang cara berwudlu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dia berkata: "Beliau mengusap kepalanya satu kali". Dikeluarkan oleh Abu Dawud. Tirmidzi dan Nasa'i juga meriwayatkannya dengan sanad yang shahih bahkan Tirmidzi menyatakan bahwa ini adalah hadits yang paling shahih pada bab tersebut.
وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - فِي صِفَةِ الْوُضُوءِ قَالَ : وَمَسَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ.مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Abdullah Ibnu Zain Ibnu Ashim Radliyallaahu 'anhu tentang cara berwudlu dia berkata: "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengusap kepalanya dengan kedua tangannya dari muka ke belakang dan dari belakang ke muka." (Muttafaq Alaihi)
Pembahasan
Dari hadits-hadits tersebut para ulama menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Diperbolehkan meminta tolong untuk diambilkan air wudlu, tetapi tidak dianjurkan meminta tolong untuk mengucurkan air ke anggota wudlu pada saat berwudlu kecuali dalam kondisi darurat.
2. Disunnahkan mencuci kedua telapak tangan (termasuk punggung tangan) 3x sebelum berwudlu.
3. Membasuh anggota wudlu disunnahkan 3x, tapi boleh 1x berdasarkan hadits yang lain. Namun untuk mengusap kepala semua ulama sepakat hanya 1x.
4. "ilal mirfaqa" (sampai sikut) bermakna ma'a (beserta) bukan bermakna imtiha (sampai), jadi membasuh kedua tangan beserta sikutnya. Demikian juga "ilal ka'bain" (sampai / beserta kedua mata kaki)
5. Disunahkan mendahulukan anggota wudlu yang kanan, kemudian yang kiri.
6. Khusus untuk kepala, kalimatnya bukan "ghasala" (membasuh) tetapi "masaha" (mengusap), jadi untuk kepala yang benar adalah cukup dengan mengusapnya, termasuk telinga, karena telinga merupakan bagian dari kepala.
Terdapat ikhtilaf (perbedaan) dalam hal seluruh kepala atau sebagian:
· Imam Malik dan Imam Ahmad berpendapat harus semua, sesuai dengan dalil Al-Qur'an (Q.S. Al-Maidah : 6) yang menyebutkan "wamsahu bi ruusikum".
· Adapun Imam Syafi'i berpendapat boleh sebagian kecil karena kata "bi" dalam “wamsahu bi ruusikum” bermakna ba'dli (sebagian).
· Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat boleh sebagian tetapi minimal seperempat kepala.
Tentang berapa kali mengusap, semua sepakat 1x.
7. Tertib wudlu / urut-urutan wudlu sesuai teks Al-Quran dan Al-Hadits, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad semua sepakat : wajib.
8. Mengajarkan dengan perbuatan (praktek) lebih afdol dibandingkan dengan perkataan (hanya teori).
Rukun Wudlu
1. Niat, berdasarkan hadits "Innamal a'malu bin niat" (sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya), adapun tempat niat adalah di dalam hati.
2. Membasuh muka.
3. Membasuh kedua tangan sampai/beserta sikut.
4. Mengusap kepala (termasuk telinga).
5. Membasuh kedua kaki sampai/beserta kedua mata kaki.
6. Tertib (berurutan), sesuai dengan teks Al-Qur'an dan contoh dari Nabi SAW.
Tanya Jawab
1. Bagaimana pendapat pak kyai tentang mengajarkan rukun / tata cara dengan ditembangkan sebagaimana dilakukan orang tua kepada anaknya ?
Jawab :
Mengajarkan dengan ditembangkan hanyalah suatu metode supaya lebih mudah diingat dan membekas pada anak, hal tersebut tentu diperbolehkan, tetapi yang kita laksanakan di forum ini adalah belajar mengkaji dalil-dalil yang shahih tentang ibadah yang kita lakukan sehingga kita tahu landasan hukumnya dan kita mengetahui ada perbedaan didalamnya sehingga wawasan kita lebih luas dalam menyikapi perbedaan tersebut.
2. Bagaimana tentang bacaan niat ketika berwudlu ?
Jawab :
Para ulama berpendapat bahwa niat merupakan bagian dari rukun wudlu dan ibadah-abadah yang lain, jadi niat sifatnya wajib agar ibadah kita benar-benar bernilai ibadah. hal ini berdasarkan Al-qur’an dan hadits Nabi SAW.
Tempat niat adalah di dalam hati, bukan di mulut.
Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dinamakan niat adalah menyengaja berbuat sesuatu (qashdu syaiin) diikuti/dibarengi (muqaranah) dengan melakukan sesuatu yang diniatkan. Jadi niat wudlu di dalam hati ketika mulai membasuh wajah, niat sholat di dalam hati ketika takbiratul ihram, dst. Jika tidak diikuti/dibarengi melakukan perbuatan maka namanya bukan niat, tetapi baru azam (keinginan/cita-cita).
Adapun niat yang dilafalkan / diucapkan (di mulut), sebagian berpendapat sunnah dan sebagian berpendapat bid’ah dengan berbagai alasan yang kuat.
3. Berdasarkan dalil apa sebagian ulama berpendapat bahwa mengucapkan niat (di mulut) adalah sunah ?
Jawab :
Dalilnya tidak ada, tetapi hal ini berdasarkan pemikiran para ulama bahwa mengucapkan niat sebelum melakukan perbuatan akan memudahkan / mengingatkan / membantu hati ketika berniat, jadi hal tersebut sunah dilakukan.
4. Kebanyakan di kita berwudlu dengan mengusap kepala 3x, bahkan tidak hanya mengusap tetapi dilakukan seperti membasuh, bagaimana pendapat pak kyai ?
Jawab :
Mengusap kepala yang benar berdasarkan hadits shahih dan kesepakatan para ulama adalah hanya 1x, perbedaan ulama dalam hal ini hanyalah pada apakah harus seluruhnya atau cukup sebagian dari kepala. Jadi mengusap kepala 3x adalah tidak sesuai dengan hadits dan tidak sesuai dengan pendapat para ulama.
5. Bagaimana cara supaya kita dapat menjiwai ketika kita berwudlu ?
Tidak hanya dalam berwudlu, dalam semua ibadah kita harus menjiwainya, yaitu dengan cara mengikuti tata cara yang diperintahkan Allah SWT dan dicontohkan Nabi SAW, dalam hal ini kita harus mengetahui dalil-dalil yang shahih. Kemudian ketika melaksanakan ibadah, kita harus berusaha sungguh-sungguh menghadirkan hati kita dalam ibadah tersebut.
Dirangkum oleh : Sholihin
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.