Perintah dan Larangan
Dalam Q.S. An-Nahl : 90
Ustadz Drs. H. Usep Lukmanul Hakim
Khotbah pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لانَبِيَّ بَعْدَهُ. أللّٰهُمَّ
صَلِّ وَسَلَّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِهِ وَأصْحٰبِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ ٳلٰى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
ٲمّابَعْد. فَيَأيَّهَاالحَضِرُوْن ٲُوْصِيْكُمُ وَإِيّايَ بِتَقْوالله وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْن. فَقَدْ قَالَ الله َتَعَالَى فِى القرْأنِ العَظِيْم، اَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. صَدق
الله العظيم.
Hadirin sidang jum’ah yang dimuliakan Allah Subhaanahu wa Ta’ala,
Marilah kita mempresentasikan segenap kemampuan
kita untuk bertafakkur dan bertasyakkur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, pada
saat ini kita sedang melaksanakan salah satu panggilan Allah, yaitu ibadah
jum’ah. Harapan kita semoga nilai keimanan yang menghujam di hati kita dan
nilai tauhid yang terpatri di dada kita, menjadi landasan kita dalam segala
amaliah kita sehingga amal ibadah kita diterima Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Mudah-mudahan
segala pengorbanan kita merupakan wujud dari ketaatan sebagai hamba Allah dan
rasa syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Karena itu patutlah kita
mengucapkan syukur alhamdulillah bahwasannya kita sedang dan akan selalu
melaksanakan apa yang Allah perintahkan.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kepada keluarganya,
para sahabatnya, tabi’in, tabi’it-tabi’in, sampai kepada kita selaku umatnya.
Hadirin rahimakumullah,
Selaku
khatib saya berwasiat, khususnya bagi diri khatib umumnya bagi para jama’ah
rahimakumullah, marilah kita mengevaluasi diri, menata kembali nilai-nilai ketaqwaaan
kita. Oleh karena sebaik-baik bekal adalah taqwa. Firman Allah Subhaanahu wa
Ta’aala :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Dan berbekallah,
karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai
orang-orang yang berakal.” (QS. al-Baqarah:197)
Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda : ”Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu
berada.” Oleh karena itu marilah kita sama-sama meningkatkan ketaqwaan kita
kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
Hadirin rahimakumullah,
Dalam tafsir Ibnu Abbas, ada satu ayat yang
singkat tetapi dikatakan mengandung makna yang luar biasa. Ibnu Abbas seorang
mufassir yang masyhur kita kenal, begitu tercengang mendengar Rasulullah menyampaikan
satu ayat Q.S. An-Nahl ayat 90. Ibnu Abbas tercengang dan terkagum-kagum, bahwa
satu ayat ini mengandung suatu
konsekuensi yang menjamin keharmonisan dalam tatanan kehidupan jika diamalkan.
Satu ayat yang sering kita dengar ketika khutbah, saat khatib hendak mengakhiri
khutbahnya. Walaupun sering kita dengar, namun seberapa jauh kita memahami ayat
ini, marilah dalam kesempatan khutbah ini kita sama-sama mendalami ayat ini.
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
“Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan
Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S. An-Nahl
: 90)
Hadirin rahimakumullah,
Hadirin rahimakumullah,
Di akhir ayat yang
singkat tersebut Allah berfirman, “agar kamu dapat mengambil pelajaran.” Dia memberi
pengajaran kepada kita, pelajaran apa sajakah yang Allah berikan kepada manusia
melalui ayat ini?
Pertama, Allah
menyuruh kita untuk berlaku adil. Keadilan merupakan kunci utama agar tatanan
kehidupan manusia berjalan selaras, seimbang dan tidak berat sebelah.
Sebaliknya, jika keadilan tidak ditegakkan maka rusaklah tatanan kehidupan
manusia. Dari mulai pemimpin negara sampai pemimpin rumah tangga harus berlaku
adil. Namun, saat ini kenyataan di negara kita, keadilan harus diperjuangkan
dengan gigih apabila ingin mendapatkannya, terutama bagi rakyat kecil, kadilan
merupakan barang langka. Jika berhadapan dengan orang kecil hukum begitu tegas
dan perkasa, namun ketika berhadapan dengan pejabat, orang kaya, berpangkat,
hukum tiba-tiba memble dan bisa dimanipulasi. Inilah ketidakadilan, inilah
suatu bentuk pengingkaran terhadap perintah Allah yang menyuruh kita berlaku
adil. Jika keadilan tidak ditegakkan, akibatnya sudah barang tentu sesuai
dengan ketentuan Allah dan sudah kita lihat kenyatannya dalam kehidupan kita,
tatanan kehidupan menjadi kacau, banyak kerusuhan, kesenjangan antara kaya dan
miskin semakin lebar, jauh dari ketentraman, tidak aman, timbul
kekecewaan-kekecewaan dan pemberontakan.
---masih dalam proses penulisan---
Dirangkum oleh :
Sholihin untuk Bintang Raya
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.