Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Maram
Kesimpulan Bab Adzan
Hadits-hadits
yang dihimpun dalam bab ini menunjukkan kepada beberapa kesimpulan berikut:
1. Disyariatkan adzan dan
iqamah setiap kali hendak mengerjakan sholat fardu. Mengumandangkan adzan
dengan perlahan dan mengumandangkan iqamah dengan cepat. Melakukan tarji’
dalam adzan dan tatswib dalam adzan sholat Shubuh. Menjamak dan mengqasar
sholat dalam perjalanan. Hukum adzan dan iqamah dalam sholat jamak dan qasar, masih
diperselisihkan oleh ulama seperti yang disebutkan sebelum ini.
2. Menjelaskan lafadz-lafadz adzan
yang sebagian besarnya diucapkan secara berulang, sedangkan lafadz iqamah
diucapkan satu kali-satu kali.
3. Muadzdzin atau juru adzan
disunatkan memiliki suara yang merdu dan kuat, dan hendaklah dia tidak menerima
upah dari adzannya itu. Adzan hendaklah dilakukan di tempat yang tinggi dan muadzdzin
meletakkan dua jari telunjuknya pada kedua telinganya. Menoleh ke kanan dan ke
kiri ketika membaca al-haya’alatain. Disunatkan makan sahur, boleh makan
dan minum hingga terbitnya fajar kedua.
4. Menjawab orang yang adzan
dengan meniru sebagian besar lafadz adzan dan mengganti jawapan al-haya’alatain
dengan al-hawqalatain.
5. Boleh melantik dua orang
juru adzan untuk satu masjid; salah seorang daripadanya mengumandangkan adzan
sesudah yang lain. Hal ini dilakukan dalam sholat Shubuh, yakni beberapa waktu
sebelum dan sesudah masuk waktu sholat Shubuh. Orang buta boleh mengumandangkan
adzan dengan beberapa syarat, boleh berpegang kepada suara, boleh menyebut
cacat tubuh yang ada pada seseorang supaya dikenal, boleh menisbahkan seseorang
kepada ibunya jika dia sudah dikenal dengan panggilan itu.
6. Muadzdzin atau juru adzan
adalah orang yang diberi kepercayaan untuk menjaga waktu sholat dan dia
bertugas memastikan waktu sholat. Sholat tidak didirikan kecuali setelah adanya
isyarat imam atau dengan kedatangannya ke dalam masjid. Imam harus mempertimbangkan
keadaan orang yang bermakmum di belakangnya.
7. Sholat dianggap ada’an
apabila orang yang melakukannya masih sempat mendapatkan satu rakaat yang
sempurna sebelum matahari terbit dan sebelum matahari tenggelam.
8. Dianjurkan berdoa dengan doa
yang dianjurkan oleh Nabi Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam di antara adzan dan
iqamah karena membaca doa pada waktu itu dimakbulkan oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.