Judul buku : ISLAM ITU INDAH
Renungan dan Pengembaraan Rohani Guru Besar
Komunikasi
Penulis : Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.
Tahun terbit : 2006
Penerbit : Khazanah Intelektual
Keindahan Islam begitu sempurna dan
apa adanya. Gambaran itulah yang saya dapatkan setelah membaca buku ini.
Penulisnya begitu lugas memaparkan kesempurnaan Islam, dengan bahasa yang
mengalir, mudah dipahami dan menyentuh hati. Sebuah renungan yang sarat
informasi dan pesan moral, karya ilmiah yang mudah dipahami, mengesankan dan
enak dibaca.
Islam sebagai sebuah pranata sosial
menawarkan sejumlah konsep yang utuh menyeluruh, serba seimbang dan setimbang,
serta terbuka terhadap kritik (tidak hipokritik) yang menjadikannya siap
berdialog dengan segala model dan tingkatan nalar umat manusia.
Islam menawarkan konsep rentang dan siklus hidup dunia-akhirat, konsep ilmu-amal, konsep reward system amal-pahala/siksa, konsep tanggungjawab sosial imam-ma’mum, konsep redistribusi sosial kaya-miskin, dan konsep hidup totaliter makro-mikro.
Konsep hidup-mati dan kiamat-akhirat dalam Islam begitu telanjang dan bersentuhan langsung dengan fakta-fakta kejadian pembenarnya, benar-benar bebas dari nuansa mitologis. Musibah dan bencana tsunami misalnya, menjadi pembenar mega-visual atas mega-berita dari dalam surah Al-Zalzalah. Konsep pahala-siksa, harapan-ancaman, dan ketenteraman-keputusasaan direalisasikan melalui prosesi hidup historis umat manusia dari dunia hingga akhirat (kecil) dalam sebuah episoda yang sama. Tuduhan orang-orang Musyrik bahwa Nabi Muhammad tidak lebih dari tukang sihir dan orang gila pun mentah di atas hamparan nalar manusia paling awam hingga nalar paling cerdas yang pernah ada.
Paparan naratif dari refleksi pengalaman bathin yang telah ternubuwatkan oleh kejadian nyata itu dirangkai dengan sederet pengalaman pribadi Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D., baik sebagai mahasiswa di mancanegara, sebagai ayah dan sebagai suami di dalam keluarga, sebagai aktifis pengajian di sela-sela kesibukan kesehariannya, dan sebagai guru besar Ilmu Komunikasi. Gaya tutur yang sangat naratif khas Deddy Mulyana mengajak pembaca untuk berwisata menguak pengalaman ruhani di tengah rimba Al-Qur’an yang keindahan ritme, bahasa, dan kosakatanya telah merevolusionerkan Bahasa Arab dan menginspirasi hampir semua bahasa manusia di dunia.
Suka-duka pengalaman Muslim dan Muslimah korban kebencian kesalahpahaman membingkai potret pengelaman spiritual pribadi penulisnya yang selalu hajat untuk tenggelam dalam kesadaran mengamalkan Al-Qur’an. Oleh-oleh dari perjalanannya sekeluarga ke Jerman dan London penghujung 2005 menambah lengkap potret keindahan Islam yang dipaparkan setelah dinikmatinya langsung bersama keluarganya.
Karya Prof. Deddy Mulyana ini mencerminkan kapasitas penulisnya sebagai ilmuwan, pendakwah, wartawan, dan sekaligus sastrawan, sehingga buku ini layak menjadi bacaan wajib bagi para Muslim dan Muslimah.
Islam menawarkan konsep rentang dan siklus hidup dunia-akhirat, konsep ilmu-amal, konsep reward system amal-pahala/siksa, konsep tanggungjawab sosial imam-ma’mum, konsep redistribusi sosial kaya-miskin, dan konsep hidup totaliter makro-mikro.
Konsep hidup-mati dan kiamat-akhirat dalam Islam begitu telanjang dan bersentuhan langsung dengan fakta-fakta kejadian pembenarnya, benar-benar bebas dari nuansa mitologis. Musibah dan bencana tsunami misalnya, menjadi pembenar mega-visual atas mega-berita dari dalam surah Al-Zalzalah. Konsep pahala-siksa, harapan-ancaman, dan ketenteraman-keputusasaan direalisasikan melalui prosesi hidup historis umat manusia dari dunia hingga akhirat (kecil) dalam sebuah episoda yang sama. Tuduhan orang-orang Musyrik bahwa Nabi Muhammad tidak lebih dari tukang sihir dan orang gila pun mentah di atas hamparan nalar manusia paling awam hingga nalar paling cerdas yang pernah ada.
Paparan naratif dari refleksi pengalaman bathin yang telah ternubuwatkan oleh kejadian nyata itu dirangkai dengan sederet pengalaman pribadi Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D., baik sebagai mahasiswa di mancanegara, sebagai ayah dan sebagai suami di dalam keluarga, sebagai aktifis pengajian di sela-sela kesibukan kesehariannya, dan sebagai guru besar Ilmu Komunikasi. Gaya tutur yang sangat naratif khas Deddy Mulyana mengajak pembaca untuk berwisata menguak pengalaman ruhani di tengah rimba Al-Qur’an yang keindahan ritme, bahasa, dan kosakatanya telah merevolusionerkan Bahasa Arab dan menginspirasi hampir semua bahasa manusia di dunia.
Suka-duka pengalaman Muslim dan Muslimah korban kebencian kesalahpahaman membingkai potret pengelaman spiritual pribadi penulisnya yang selalu hajat untuk tenggelam dalam kesadaran mengamalkan Al-Qur’an. Oleh-oleh dari perjalanannya sekeluarga ke Jerman dan London penghujung 2005 menambah lengkap potret keindahan Islam yang dipaparkan setelah dinikmatinya langsung bersama keluarganya.
Karya Prof. Deddy Mulyana ini mencerminkan kapasitas penulisnya sebagai ilmuwan, pendakwah, wartawan, dan sekaligus sastrawan, sehingga buku ini layak menjadi bacaan wajib bagi para Muslim dan Muslimah.