Tafsir Ibnu Katsir, 24 Jan 2012
Pemateri : K.H. Aep Saefudin SAG
Dirangkum oleh : Sholihin Untuk Bintang Raya
Semoga bermanfaat...
Al-Baqarah, ayat 21-22 :
يٰأيُّهَا
ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوْا رَبَّكُمُ ٱلّذِي خَلَقَكُمْ وَٱلّذِيْنَ مِنْ قبْلِكُمْ
لَعَلّكُمْ تَتَّقُوْنَ ٱلّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلاَرْضَ فِرَاشًا وَّٱلسَّمَآءَ بِنَآءً
وَٲنْزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَٲخْرَجَ بِهِ ۧ مِنَ ٱلثَّمَرٰتِ رِزْقًا لّكُمْ
ۖ فَلا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ ٲنْدَادًا وَٲنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Hai Manusia, sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan
kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. Dialah yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu
buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui.”
Allah
Subhaanahu Wa Ta'aala menjelaskan tentang sifat uluhiah-Nya Yang Maha Esa,
bahwa Dia-lah yang memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan menciptakan
mereka dari tiada menjadi ada, lalu melimpahkan kepada mereka segala macam
nikmat lahir dan batin. Allah menjadikan bumi bagi mereka sebagai hamparan buat
tempat mereka tinggal, diperkokoh kesetabilannya dengan gunung-gunung yang
tinggi lagi besar, dan Dia menjadikan langit sebagai atap sebagai mana
disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya dalam Q.S. Al-Anbiyaa ayat 32
yang artinya :
"Dan
Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedangkan mereka
berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat
padanya."
Allah
menurunkan air hujan dari langit bagi mereka. Yang dimaksud degan lafadz as-samaa' dalam ayat ini ialah awan yang datang
pada waktunya di saat mereka memerlukannya. Melalui hujan, Allah menumbuhkan
buat mereka berbagai macam tumbuhan yang menghasilkan banyak buah sebagaimana
telah disaksikan, sebagai rezeki buat mereka.
"Falaa taj'aluu lillaahi andaadan wa antum
ta'lamuun" (karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kalian mengetahui) (Q.S. Albaqarah : 22)
Dalam
hadits shahihain disebutkan : Dari Ibnu Mas'ud menceritakan, aku
bertanya : "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar di sisi
Allah?" Beliau menjawab : "Jika kamu mengadakan sekutu bagi Allah,
padahal Dia yang menciptakanmu," hingga
akhir hadits.
Demikian
pula yang disebutkan di dalam hadits Mu'adz, "
Tahukah kamu apa hak Allah yang dibebankan kepada hamba-hamba-Nya?" lalu
disebutkan, "Hendaklah kamu menyabah-Nya dan jangan mempersekutukannya
dengan sesuatupun," hingga
akhir hadits.
Di dalam
hadits lain disebutkan sebagai berikut : "Janganlah
sesekali seseorang diantara kalian mengatakan, "ini adalah yang
dikehendaki oleh Allah dan yang dikehendaki oleh si fulan," tetapi
hendaklah ia mengatakan, "ini adalah yang dikehendaki oleh Allah,"
kemudian, "ini adalah yang dikehendaki oleh si fulan."
Sufyan
Ibnu Sa'id As-Sauri mengatakan dari Al-Ajlah Ibnu Abdullah Al-Kindi dari Yazid
Ibnul Asham dari Ibnu Abbas yang menceritakan : Seorang laki-laki berkata kepada
Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, "Ini adalah yang dikehendaki oleh
Allah dan olehmu." Maka Nabi bersabda, "Apakah engkau menjadikan
diriku sebagai tandingan Allah? Katakanlah, "Inilah yang dikehendaki oleh
Allah semata"."
Hadits ini diriwayatkan pula
oleh Ibnu Murdawih. Imam Nasai serta Imam Ibnu Majah telah megetengahkannya
dari hadits Isa Ibnu Yunus, dari Al-Ajlah dengan lafadz yang sama. Semua itu
ditandaskan demi melindungi ketauhidan.
Muhammad Ibnu Ishak mengatakan,
telah menceritakan kepadanya Muhammad Ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa’is
Ibnu Jubair, dari Ibnu ‘Abbas yang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya
: ”Yaa ayyuhan naasu’buduu Rabbakum” (Hai manusia, sembahlah
Tuhan kalian) ( Q.S. Al-Baqarah : 21)
Ayat ini ditujukan kepada kedua
golongan secara keseluruhan, yaitu orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Dengan
kata lain, esakanlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang
sebelum kalian.
Hal yang sama dikatakan pula
dalam riwayat lain dari Ibnu ‘Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya : "Falaa taj'aluu lillaahi andaadan wa antum
ta'lamuun" (karena itu, janganlah kalian mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui) (Q.S. Al-Baqarah : 22)
Maksudnya, janganlah kalian mempersekutukan
Allahdengan selain-Nya, yaitu dengan tandingan-tandingan yang tidak dapat
menimpakan mudarat dan tidak dapat memberi manfaat, padahal kalian mengetahui
bahwa tidak ada Tuhan yang memberi rizki kepada kalian selain Allah. Kalian
telah mengetahui apa yang diserukan Muhammad kepada kalian, yaitu ajaran tauhid,
adalah perkara yang benar yang tiada keraguan di dalamnya. Demikian pula
menurut Qatadah.
Semoga bermanfaat...