Pagi-pagi hari Ahad, 24
Februari 2013, menjelang subuh saya pamit ke istri bahwa saya mau sholat
berjamaah di Masjid Bintang Raya. Di masjid, saya lihat ada enam anak usia
belasan tahun yang sedang menunggu iqamat. Saya kagum dengan semangat anak-anak
tersebut, tidak terlihat kantuk di wajah mereka. Dalam hati saya berkata bahwa
saya harus memberi apresiasi dan sesuatu yang bermanfaat untuk mereka.
Selepas sholat berjamaah dan dzikir, saya
menyapa anak-anak tersebut. Pak Yuda, imam masjid, menjelaskan bahwa anak-anak
didiknya tersebut telah berlatih i’tikaf semalam. Saya semakin kagum
mendengarnya.
“Kenapa anak-anak bersemangat i’tikaf dan
sholat subuh di masjid? Siapa yang menyuruh dan untuk apa?” saya bertanya
kepada anak-anak, memulai percakapan.
Tidak ada yang menjawab, namun terdengar
bisik-bisik seorang anak kepada temannya, “Karena Allah.” Suaranya hampir tak
terdengar.
Saya segera membenarkannya, “Ya, betul. Kita
sholat, beribadah dan beraktivitas apapun harus dilandasi dengan niat yang
ikhlash semata-mata karena Allah. Tapi bagaimana kita yakin akan adanya Allah?”
Salah seorang anak menjawab, “dengan adanya
makhluk ciptaan-Nya.”
“Ya, salah satu bukti adanya Allah adalah
adanya makhluk ciptaan-Nya,” saya kembali membenarkan dan melanjutkan dengan
subuah cerita kecil, “Namun pernah suatu ketika seorang ustadz ditanya oleh dua
orang yang tidak puas dengan jawaban seperti itu, lalu pak ustadz menyuruh
keduanya memejamkan mata. Setelah mata kedua orang terpejam pak ustadz mengipas
wajah mereka dengan sekali kipasan, lalu menyuruh keduanya membuka mata.
“Apa yang kalian rasakan tadi?” tanya pak
ustadz.
“Ada
angin yang meniup wajah kami,” jawab mereka berdua.
“Angin? Mana angin? Apa kalian dapat
melihatnya?”
“Tidak, tapi kami merasakannya.”
“Begitulah keimanan terhadap Tuhan, hanya
bisa dirasakan oleh orang yang mempunyai hati, yang hidup hatinya.” demikian
pak ustadz mengakhiri penjelasannya.
Anak-anak didik pak Yuda nampak antusias
mendengarkan cerita sehingga saya semakin bersemangat untuk menambah satu kisah
lagi yang saya baca dari internet sebagai berikut :
Pernah terjadi di Rusia di sebuah negeri
yang terkenal atheis, seorang pria pergi ke tukang cukur. Saat rambutnya dicukur,
ia
terserang kantuk. Kepalanya mulai mengangguk-angguk karena kantuk. Tukang cukur
merasa kesal, lalu untuk membangunkan pelanggannya, si tukang cukur mulai
bicara:
”Pak, apakah bapak
termasuk orang yang percaya tentang adanya Tuhan?”
Pelanggan menjawab, ”Ya,
saya percaya adanya Tuhan!”
Agar pembicaraan tak
terhenti, situkang cukur menimpali, ”Saya termasuk orang yang tidak percaya
kepada Tuhan!”
”Apa alasanmu?”
pelanggan melempar tanya.
”Kalau benar di dunia
ini ada Tuhan, dan sifat-Nya adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menurut
saya tidak mungkin di dunia ada orang yang punya banyak masalah, terlilit
hutang, terserang penyakit, kelaparan, kemiskinan dan lain-lain. Ini kan bukti sederhana
bahwa di dunia ini tidak ada Tuhan!” tukang cukur berbicara dengan cukup lantang.
Si pelanggan terdiam.
Dalam hati, ia berpikir keras mencari jawaban. Namun sayang, sampai cukuran
selesai pun ia tetap tidak menemukan jawaban. Maka pembicaraan pun terhenti.
Sementara si tukang cukur tersenyum sinis, seolah ia telah memenangkan perdebatan.
Akhirnya, saat cukuran
itu selesai, si pelanggan bangkit dari kursi dan ia berikan ongkos yang cukup
atas jasa cukuran. Tak lupa, ia berterima kasih dan pamit untuk meninggalkan
tempat. Namun dalam langkahnya, ia masih tetap mencari jawaban atas perdebatan
kecil yang baru ia jalani.
Saat berdiri di depan
pintu barber shop, ia tarik tungkai pintu kemudian hendak melangkahkan kakinya
keluar, saat itu Allah Swt mengirimkan jawaban padanya. Matanya tertumbuk pada
seorang pria gila yang berparas awut-awutan. Rambut panjang tak terurus, janggut
lebat berantakan.
Demi melihat hal
sedemikian, pintu barber shop yang tadi telah ia buka maka ditutup kembali. Ia
pun datang lagi kepada tukang cukur dan berkata, ”Pak, menurut saya yang tidak ada
di dunia ini adalah TUKANG CUKUR!”
Merasa aneh dengan pernyataan
itu, tukang cukur balik bertanya, ”Bagaimana bisa Anda berkata demikian.
Padahal baru saja rambut anda saya pangkas!”
”Begini pak, di jalan
saya dapati ada orang yang kurang waras. Rambutnya
panjang tak terurus, janggutnya pun lebat berantakan. Kalau benar di dunia ini
ada tukang cukur, rasanya tidak mungkin ada pria yang berperawakan seperti itu!”
si pelanggan menyampaikan penjelasannya.
Tukang cukur tersenyum, sejenak kemudian
dengan enteng ia berkata, ”Pak, bukan tukang Cukur yang tidak ada di dunia ini.
Masalah sebenarnya adalah pria gila yang anda ceritakan tidak mau hadir dan
datang ke sini, ke tempat saya. Andai dia datang, maka rambut dan janggutnya
akan saya rapihkan sehingga ia tidak berperawakan sedemikian!.”
Tiba-tiba si pelanggan meledakkan suara,
”Naahhh... itu dia jawabannya. Rupanya Anda juga telah menemukan jawaban dari
pertanyaan yang Anda lontarkan!”
”Apa maksudmu?” si tukang cukur tidak
mengerti dengan pernyataan pelanggannya.
”Anda kan bilang bahwa
di dunia ini banyak manusia yang punya masalah. Kalau saja mereka datang kepada
Tuhan, pastilah masalah mereka akan terselesaikan. Persis sama kejadiannya bila
pria gila tadi datang kemari dan mencukurkan rambutnya kepada anda!”
* * *
Sholihin untuk Bintang Raya
Semoga bermanfaat .....