Kamis, 03 Juli 2014

Jokowi di Bintang Raya

Ini bukanlah kampanye, karena memang Yayasan Bakti Bintang Raya, Masjid Bintang Raya dan semua yang tercakup di dalamnya, benar-benar tidak terafiliasi ke dalam partai apapun dan tidak memihak capres manapun. Tulisan ini hanya merupakan cerita kejadian spontan yang terjadi malam ini di Masjid Bintang Raya, dan kesan penulis terhadap kejadian tersebut.
Selepas sholat Maghrib berjamaah di Masjid Bintang Raya, dan jamaah telah selesai baca wirid dan sholat sunnah rawatib bahkan sebagian sudah meninggalkan masjid, saat itu masuk dua mobil ke halaman masjid, sementara di jalan sana beberapa mobil (sekitar 10 mobil) berderet menepi di sebelah kiri, dikawal oleh mobil patroli polisi. Dari salah satu mobil yang masuk halaman masjid, nampak keluar beberapa orang yang salah satunya adalah pak Jokowi dan pak Maruarar Sirait.
Kejadiannya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Pak Jokowi sholat Maghrib di Masjid Bintang Raya diikuti sekitar enam orang pendukungnya, lalu menjawab sapaan beberapa orang dan melayani orang yang minta foto bareng, termasuk dengan Pengurus DKM Bintang Raya. Setelah itu kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan. Selesai...
Namun selanjutnya, kejadian tersebut menjadi topik pembicaraan yang hangat dan menarik diantara para jamaah. Bertemu langsung, berjabat tangan dan foto bareng dengan figur yang banyak muncul di media memang bukan hal biasa, apalagi dengan salah satu Capres di masa kampanye menjelang Pilpres, mungkin bisa dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
Penulis sendiri tidak begitu tertarik dengan hiruk-pikuk pagelaran Pilpres, bahkan saat ini cenderung prihatin dengan suasana kampanye yang semakin tidak sehat. Masing-masing seperti menuhankan Capres dukungannya, dibela mati-matian seolah-olah tanpa kesalahan. Sementara Capres lawan dicela habis-habisan sekan-akan tidak ada kebaikannya sedikitpun. Hal ini semakin diperkeruh oleh keberpihakan media terhadap kandidat Presiden dukungannya masing-masing, terutama dua media elektronik yang selama ini konsisten menyajikan berita secara objektif tiba-tiba berubah dengan menyajikan berita yang kadang-kadang tidak seimbang bahkan sering bertolak-belakang satu sama lain. Keprihatinan itu tetap melekat, bahkan setelah bertemu langsung dengan salah satu Capres sekalipun, karena kita memang tidak bisa menebak tabiat dan akhlak seseorang hanya dengan sekali bertemu, apalagi di masa kampanye.
Namun, dari pertemuan sekilas tersebut, ada beberapa hal yang bisa menjadi catatan...
Kepribadian sederhana dan ramah dari seorang Jokowi memang terlihat saat berada di Masjid Bintang Raya, sesuai dengan yang biasa diberitakan. Turun dari mobil langsung menuju teras masjid lalu duduk untuk melepas sepatunya tanpa canggung. Begitu pula saat menyalami dan membalas sapaan beberapa orang, lalu menuju ke tempat wudlu. Semuanya terlihat dilakukan secara spontan dan tidak canggung yang menunjukkan kejujuran dan keasliannya. Kejujuran dan kesederhanaan merupakan sebagian sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Di sisi lain, saat penulis bersalaman langsung, rasanya ada yang kurang, yaitu kurang mantap genggaman tangannya, padahal selama ini penulis mempersepsikan bahwa orang yang jujur dan tegas biasanya mantap genggaman tangannya saat bersalaman. Kemudian sebagai pemimpin, seyogyanya bisa mengajak pendukungnya yang masih banyak menunggu di beberapa mobil, untuk sama-sama melaksanakan sholat magrib karena memang waktu sholat maghrib agak sempit dan terbatas (barangkali masih banyak yang berkewajiban dan belum melaksanakannya).
Namun, catatan ini hanyalah catatan spontan tanpa kajian mendalam, hanya mengungkapkan apa yang tampak dan jelas terlihat. Untuk menilai seseorang tentu membutuhkan lebih dari itu, jadi tulisan ini bukan penilaian. Jika suatu saat yang bersangkutan berkesempatan membacanya, mudah-mudahan bisa menjadi masukan.
Secara umum, orang menganggap kejadian tersebut sebagai peristiwa kebetulan. Namun pada hakikatnya tidak ada kejadian yang kebetulan, semuanya sudah didesain secara sempurna oleh Allah SWT, dan semuanya ada hikmahnya. Semoga kita bisa memetik hikmah dari setiap peristiwa yang kita alami sehingga bisa menjadi pribadi yang lebih baik setelahnya.
Semoga pagelaran Pilpres 2014 ini bisa berlangsung sukses dalam kedamaian, tanpa kejadian anarkis dan keributan. Siapapun Presiden terpilih nanti, semoga bisa membawa perubahan bagi bangsa dan negara Indonesia ke arah yang lebih baik, menuju ketakwaan kepada Allah SWT, mewujudkan negara yang bersih, kuat, bermartabat, adil, makmur, sejahtera dan merata, menjadikan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur... Aamiiin.....

Sholihin,
Masjid Bintang Raya
 

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.