Selasa, 13 Desember 2011

Khutbah Jum'ah 9 Des 2011

Waspadai Sifat Munafik
Khutbah pertama :
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.َ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ٠ٲمّابَعْد ٠ فَيَا أَيُّهاَ الْحٰضِرُوْن اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ٠ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْأٰنِ الْعَظِيْم ٲَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ٱلرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرّحيْمِ وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُوْلُ أٰمَنَّا بِااللهِ وَبِ ٱلْيَوْمِ ٱلأٰخِرِ وَمِا هُمْ بِمؤْمِنَيْنَ٠
Hadirin sidang jum’ah rahimakumullah,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu wa Ta’aala, yang senantiasa memberikan limpahan nikmat kepada kita, nikmat sehat, nikmat waktu luang, dan terlebih lagi nikmat iman dan islam, sehingga pada hari ini kita bias berkumpul di masjid ini untuk melaksanakan salah satu kewajiban kita, yaitu melaksanakan ibadah jum’ah. Mudah-mudahan ibadah kita diterima oleh Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya sampai hari kiamat.
Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia,
Marilah senantiasa kita meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala, Iman dan taqwa yang sebenar-benarnya, dalam arti melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangann-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman :
وتَزَوَّدُوْا فٳِنَّ خَيْرِٱلزَّادِ ٱلتَّقْوٰىۚ وَٱلتَّقُوْنِ يٰٲُولِى ٱلألْبٰبِ۝
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. al-Baqarah:197)
Tidak ada bekal terbaik di hari kiamat kelak yang membuat kita mulia di sisi-Nya selain taqwa yang kita miliki.
Hadirin sidang jum’ah yang berbahagia,
Pada mukadimah tadi khotib membacakan salah satu firman Allah Subhaanahu wa Ta’aala, surat Al-Baqarah ayat 8 :
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُوْلُ أٰمَنَّا بِااللهِ وَبِ ٱلْيَوْمِ ٱلأٰخِرِ وَمِا هُمْ بِمؤْمِنَيْن۝َ
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.”
Menurut para ulama ahli tafsir, di dalam surat Al-Baqarah ayat 8 tersebut sampai dengan ayat 20, Allah membeberkan hal ihwal mengenai orang munafik. Sedangkan pada dua ayat sebelumnya, yaitu ayat 6-7, Allah menyebutkan tentang orang-orang kafir, dan dalam lima ayat pertama Allah menjelaskan tentang orang-orang bertakwa. Allah menjelaskan panjang lebar mengenai sifat-sifat orang munafik karena mereka memang sulit dideteksi, susah dikenali oleh orang-orang beriman namun harus diwaspadai karena bisa menimbulkan kerusakan yang lebih besar dan lebih berbahaya.
Perbuatan munafik disebut nifaq. Apa itu munafik, apa yang dimaksud nifaq ? Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa nifaq adalah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan, menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran. Orang munafik adalah orang yang ucapannya bertentangan dengan perbuatannya, keadaan batinnya bertentangan dengan sikap lahiriahnya, bagian dalamnya bertentangan dengan bagian luarnya, dan penampilannya bertentangan dengan kepribadiannya.
Sifat munafik ada bermacam-macam. Ada nifaq I’tiqadi, munafik yang berkaitan dengan akidah / keyakinan, jenis ini menyebabkan pelakunya kekal di neraka.
إِنَّٱلمُنٰفِقِيْنَ فِى ٱلدَّرْكِ ٱلأَسْفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.”
Nifaq jenis ini pertama kali muncul pada jaman Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, yaitu pada periode madinah ke-dua, di mana pada waktu itu kaum muslimin sudah semakin kuat sehingga orang-orang musyrik dan Yahudi di Madinah merasa khawatir, sehingga mereka memilih berpura-pura masuk Islam agar mendapat perlindungan dan agar diperlakukan layaknya orang Islam. Salah satu tokoh pimpinannya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul.
Ada munafik yang berkaitan dengan perbuatan, jenis ini merupakan salah satu dosa besar walaupun tidak kekal di neraka. Untuk nifaq jenis ini kita harus mewaspadai diri kita, apakah ada dalam diri kita, apakah kita memilikinya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

 ---masih dalam proses editing---

Dirangkum oleh : Sholihin untuk Bintang Raya
Semoga bermanfaat

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.