Kamis, 09 Agustus 2012

Nuzulul Qur'an

Benarkah Al-Qur’an Diturunkan Tanggal 17 Ramadhan?
Peristiwa diturunkannya Al-Qur’an di bulan Ramadhan setiap tahun, tepatnya tanggal 17 Ramadlan, selalu marak diperingati di negeri ini. Benarkah Al-Qur’an diturunkan pada tanggal 17 Ramadlan ?
Sebagian besar penduduk muslim di negeri ini merayakan malam nuzulul Qur'an pada malam 17 Ramadhan. Belum pernah kita mendengar berita sebagian kaum muslimin negeri ini merayakannya pada malam Ramadhan lainnya. Sudah tepatkah pendapat yang menetapkan malam 17 Ramadhan sebagai malam nuzulul Qur'an? Ataukah sebenarnya hal itu adalah kekeliruan yang telah diterima bersama? Dengan kata lain, bersepakat dalam kesalahan?
Sebagian pihak menyatakan Al-Qur'an diturunkan pertama kali pada yaumul Furqan, yaitu hari terjadinya pertempuran antara pasukan Islam dan pasukan kafir. Malam tersebut adalah malam Jum'at, 17 Ramadhan tahun 2 H. Mereka berargumen dengan firman Allah SWT,
"Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan Ibnus-sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Penguasa segala sesuatu.” (QS. Al-Anfal (8): 41)

Argumentasi perayaan 17 Ramadhan sebagai malam nuzulul Qur'an dengan ayat di atas tentu saja lemah sekali. Sebab, perang Badar baru terjadi pada bulan Ramadhan tahun 2 H. Ayat Al-Qur'an yang diturunkan pada malam perang Badar bukanlah ayat Al-Qur'an yang pertama kali turun. Sudah jelas berdasar dalil syar'i dan fakta sejarah, bahwa sebelum peristiwa itu telah turun ayat Al-Qur'an selama 13 tahun di Makkah dan 17 bulan di Madinah (Rabi'ul Awwal 1 H-Sya'ban 2 H).
Lantas, kapan sebenarnya ayat Al-Qur'an pertama kali turun? Untuk menjawabnya, kita harus mengkaji ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi SAW berikut ini. Allah SWT menerangkan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada bulan Ramadhan, dalam firman-Nya:
 شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil.” (QS. Al-Baqarah : 185)

Bulan Ramadhan terdiri dari 29 atau 30 hari. Pada tanggal berapa tepatnya dalam bulan Ramadhan; tanggal 17 atau tanggal lainnya? Jawabannya lihat firman Allah SWT :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ، سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al-Qadr : 1-5)
حم ، وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ ، إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Haa Miim. Demi Kitab (Al-Quran) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan : 1-3)

Dua ayat Al-Qur'an yang mulia di atas menegaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada lailatul qadri (malam yang agung), yaitu lailah mubarakah (malam yang dibekahi). Itulah malam yang nilai ibadah pada saat itu lebih utama dari ibadah selama 1000 bulan.
Dari sini, obyek pencarian kita semakin jelas. Malam nuzulul Qur'an adalah malam (lailatul) qadar. Tentang lailatul qadar, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk mencarinya pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Dan pada malam-malam ganjil dalam sepuluh malam terakhir tersebut, harapan untuk mendapatkan lailatul qadar lebih kuat.

Dari Ibnu Abbas RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
تَََحََرَّوْا لَََيْلَةَََ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Bersungguh-sungguhlah mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari no. 2021 dan Muslim no. 1169)
Hadits yang semakna diriwayatkan juga dari Ibnu Umar, Abu Hurairah, dan lain-lain.
Dari Abu Said Al-Khudri RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
إِنِّي أُرِيتُ لَََيْلَةَََ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا أَوْ نُسِيتُهَا فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ فِي الْوِتْرِِ
"Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku lailatul qadar, namun aku dilupakan atau terlupakan darinya. Maka bersungguh-sungguhlah mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, terutama  pada malam-malam yang ganjil darinya." (HR. Bukhari no. 2016, 2018 dan Muslim no. 1167)
Maka, malam nuzulul Qur'an boleh jadi adalah malam 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 atau 30 Ramadhan. Sampai di sini, kita masih meraba-raba, belum bisa memastikan. Namun sejak 14 abad yang lalu, Nabi SAW telah menjelaskannya secara tuntas kepada kita sehingga kita tidak perlu meraba-raba dan menduga-duga belaka. Beliau SAW adalah orang yang menerima wahyu pertama di gua Hira' pada bulan Ramadhan tahun pertama kenabian. Tentu saja beliau sangat ingat malam bersejarah bagi dunia tersebut. Lalu, kenapa kita tidak bertanya langsung kepada beliau, peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada malam keberapakah dalam bulan Ramadhan?

Jika kita bertanya demikian, maka dengarkanlah jawaban Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu. Kepada kita, umatnya yang gemar merayakan malam nuzulul Qur'an ini, beliau menjawab, 
عََنْ وَاثِلَةَ بْنِ الأَسْقَع رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيم فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَتْ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ ، وَالإِنْجِيلُ لِثَلاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ لأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
Dari Watsilah bin Al-Asqa' RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada malam keenam Ramadhan, Injil diturunkan pada malam ketiga belas Ramadhan, dan Al-Qur'an diturunkan pada malam kedua puluh empat Ramadhan." (HR. Ahmad no. 16370, Ibnu Jarir Ath-Thabari, Muhammad bin Nashr Al-Marwazi, Ibnu Abi Hatim, Ath-Thabarani, dan Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman)
Hadits yang semakna diriwayatkan oleh imam Abu Ya'la dan Ibnu Marduwaih dari sahabat Jabir bin Abdullah RA.
Nah, sabda Nabi SAW ini telah memberikan jawaban tuntas tentang teka-teki malam nuzulul Qur'an. Jadi, malam nuzulul Qur'an adalah malam ke-24 Ramadhan tahun pertama kenabian. Pada malam  lailatul qadar, yaitu malam 24 Ramadhan tahun pertama kenabian tersebut, Al-Qur'an diturunkan sekaligus secara lengkap (30 juz, 114 surat, 6236 ayat)  dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian setelah itu malaikat Jibril atas perintah Allah menurunkan wahyu Al-Qur'an kepada Rasulullah SAW secara bertahap sedikit demi sedikit selama 23 tahun (13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah), sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam surat Al-Isra' (17): 106 dan Al-Furqan (25): 32-33.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata: "Hadits ini berkesesuaian dengan firman Allah "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran" dan firman-Nya "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan". Maka ada kemungkinan malam lailatul qadar pada tahun tersebut berada pada malam tersebut. Pada malam tersebut, Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia, kemudian pada malam kedua puluh empat Ramadhan diturunkan wahyu yang pertama, yaitu firman Allah "Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan…" (QS. Al-'Alaq (96):1-5)
Demikianlah yang juga dipahami oleh sahabat Ibnu Abbas dan diikuti oleh mayoritas ulama. Ibnu Abbas, sebagaimana kita ketahui, telah mendapat doa istimewa Rasulullah SAW agar menjadi ahli tafsir Al-Qur'an. Kepakarannya dalam tafsir Al-Qur'an telah diakui seluruh ulama sahabat, sehingga ia digelari Tarjumanul Qur'an, sang penerjemah (makna) Al-Qur'an. Berikut ini beberapa riwayat Ibnu Abbas tentang kesimpulan di atas,
1.      Ibnu Abbas berkata: "Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan sekaligus pada malam 24 Ramadhan, lalu diletakkan di Baitul Izzah pada langit dunia. Kemudian malaikat Jibril menurunkannya kepada Rasulullah SAW secara berangsur-angsur." (HR. Muhammad bin Nashr, Ibnu Marduwaih, Ath-Thabarani, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Adh-dhiya' Al-Maqdisi. Al-Hakim dan Adh-Dhiya' menshahihkannya).
2.      Ibnu Abbas berkata, "Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan sekaligus pada lailatul qadar pada bulan Ramadhan, yaitu pada malam yang diberkahi. Setelah itu diturunkan secara bertahap (dari langit dunia kepada Rasulullah SAW—edt) dalam beragam tahun dan bulan." (HR. Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Muhammad bin Nashr, Ath-Thabarani, dan al-Baihaqi)
3.      Ibnu Abbas berkata, "Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada lailatul qadar, lalu setelah itu diturunkan (secara bertahap) dalam waktu 20-an tahun." Ibnu Abbas lalu membaca dalilnya, yaitu firman Allah, "Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian." (QS. Al-Isra' (17): 106) (HR. Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam, An-Nasai, dan Al-Hakim. Al-hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata: Sanadnya shahih).
Sumber : arrohmah.com

Namun, tentunya yang tetap berkeyakinan dengan tanggal 17 Ramadhan juga dapat mengemukakan dalil dan alasan yang lain dan lebih banyak lagi sehingga perdebatan ini tidak kunjung selesai. Padahal ada yang lebih penting dari hanya sekedar berpolemik tentang tanggal diturunkannya Al-Qur'an yaitu tujuan diturunkannya Al-Qur'an. Mengenai hal ini insyaAllah akan dibahas pada tulisan berikutnya.

Sholihin unutk Bintang Raya
Semoga bermanfaat

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.