Rabu, 31 Oktober 2012

Ibanatul Ahkam, Oktober 2012

Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Maram

Bab Waktu Sholat
Pemateri : K.H. Aep Saefudin S.Ag
Hadits ke-128 :
عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرِوٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ نَبِيَّ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: وَقْتُ اَلظُّهْرِ إِذَا زَالَتْ اَلشَّمْسُ  وَكَانَ ظِلُّ اَلرَّجُلِ كَطُولِهِ  مَا لَمْ يَحْضُرْ اَلْعَصْرُ  وَوَقْتُ اَلْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ اَلشَّمْسُ  وَوَقْتُ صَلَاةِ اَلْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبْ اَلشَّفَقُ  وَوَقْتُ صَلَاةِ اَلْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اَللَّيْلِ اَلْأَوْسَطِ  وَوَقْتُ صَلَاةِ اَلصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ اَلْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ اَلشَّمْسُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
وَلَهُ مِنْ حَدِيثِ بُرَيْدَةَ فِي اَلْعَصْرِ: وَالشَّمْسُ بَيْضَاءُ نَقِيَّةٌ  
وَمِنْ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى: وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ
Dari Abdullah Ibnu Amr Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabiyullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Waktu Dhuhur ialah jika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan seseorang sama dengan tingginya selama waktu Ashar belum tiba. Dan waktu Ashar masuk selama matahari belum menguning. Waktu shalat Maghrib selama awan merah belum menghilang. Waktu shalat Isya hingga tengah malam dan waktu shalat Shubuh semenjak terbitnya fajar hingga matahari belum terbit." Riwayat Muslim.
Menurut riwayat Muslim dari hadits Buraidah tentang waktu shalat Ashar: "Dan matahari masih putih bersih."
Dari hadits Abu Musa: "Dan matahari masih tinggi."
Makna Hadits :
Sholat merupakan mi’raj roh ke tingkatan yang tinggi dan merupakan munajat kepada Allah Tuhan Yang Esa. Dengan melakukan sholat seakan-akan kita berada di hadapan Tuhan Yang Maha Suci dan berkomunikasi dengan Allah Yang Maha Besar. Sholat itu diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, terdiri dari rukuk dan sujud, sedangkan dzikir-dzikirnya ialah tilawah (al-Qur’an), tasbih dan doa.
Sholat merupakan amalan yang dapat membedakan antara orang mukmin dengan orang kafir dan merupakan rukun Islam yang kedua. Hisab amal yang dilakukan terhadap seorang manusia kelak pada hari kiamat adalah amal sholatnya. Adzan disyariatkan untuk mengerjakan solat dan untuk melaksanakan solat maka dibangunlah masjid-masjid agar dapat menjadi tempat berkumpul kaum muslimin mendirikan sholat. Barang siapa yang mendirikannya (mengerjakannya) berarti orang itu mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkannya berarti orang itu termasuk orang yang merugi dan diserupakan dengan orang munafik, sedangkan orang yang mengingkarinya dinyatakan sebagai kafir. Syariat Islam telah menentukan waktu-waktu solat untuk kemudian dijaga dan sebagai isyarat yang menunjukkan keutamaannya.
Analisis Lafadz :
الصلاة, menurut bahasa adalah doa, sedangkan menurut syara’ ialah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
المواقيت, bentuk jama’ lafadz al-miqat, artinya waktu yang telah ditentukan oleh Allah untuk mengerjakan ibadah sholat ini.
 زالت الشمس, matahari condong ke arah barat.
مالم تسفرالشمس, selagi matahari belum nampak menguning, yakni selagi warna putihnya masih belum dicampuri dengan warna kekuningan.
الشفق, sisa cahaya matahari yang kelihatan merah di ufuk barat.
بيضاء نقية, nampak putih bersih, tidak ada warna kuningnya serta tidak pula berubah cahayanya. Jumlah kalimat ini berkedudukan sebagai hal (kata keterangan keadaan) kepada lafadz al-’ashr, sedangkan yang menjadi rabith (penghubung)nya ialah huruf waw.
والشمس مرتقعة, sedangkan matahari masih tinggi, tidak condong ke tempat terbenamnya.
Fiqih Hadits :
1.      Penjelasan untuk mengetahui waktu-waktu solat fardu yang lima waktu.
2.      Bersegera mengerjakan solat Asar di permulaan waktunya.