Selasa, 22 Mei 2012

Khutbah Jum'ah Mei

Tatkala Hati Membeku
Ust.H. Dede Rofieq Yunus LC

Pernahkah kita merenung, sudah berapa kali kita menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merasa ngeri ketika ingat neraka-Nya, atau terkenang dengan bertumpuk-tumpuknya dosa yang pernah kita lakukan ? Sudah berapa kali shalat yang kita kerjakan begitu kita nikmati karena kita bisa merenungi makna-makna ayat-ayat Al-Qur’an yang kita baca ?
Itu tentu sangat sulit ....., mungkin seperti itu jawaban sebagian dari kita. Pernahkah kita berfikir apa yang menjadi sebab hal itu ?  Penyebabnya tidak lain adalah bekunya hati kita yang menyebabkan kita sulit untuk menangis serta tidak bisa khusyu’ dalam shalat.
Berikut ini adalah beberapa penyebab kebekuan hati yang kita alami, sehingga jika kita sudah mengetahui penyebabnya, kita bisa memberikan terapi hati kita yang sudah terlanjur beku tersebut.

1.     Bergaul yang tidak berfaedah
Teman punya pengaruh yang signifikan pada diri kita. Dia akan memberikan warna dalam kepribadian kita. Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam memberi perumpamaan, teman yang tidak baik itu seperti Pandai Besi, andai tidak terbakarpun, minimal kita, mau tidak mau pasti mendapatkan udara yang panas. Karena itu kita harus mampu mengendalikan diri dengan baik agar tidak terjebak dalam pergaulan yang tidak bermanfaat.

2.     Berbicara yang tidak perlu
Sering sekali kita membicarakan hal-hal yang kadang-kadang tidak ada manfaatnya, baik untuk dunia maupun akhirat kita. Hati-hati dengan lisan kita, salah omong urusannya bakalan jadi rumit. Apakah kita lupa bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan lidah hanya satu dan telinga kita ada dua. Itu salah satu pertanda supaya kita lebih banyak diam untuk mendengar daripada bicara.
Namun kita sering melupakan hal ini apalagi kalau sedang asyik berbicara, kita lupa untuk mendengar. Jadi perlu pengendalian lisan agar tidak percuma dan sia-sia. Karena itu kebiasaan ghibah / gosip mesti dihilangkan...

3.     Memandang yang tidak perlu
Tidak mengatur pandangan yang kita lakukan akan menimbulkan dampak negatif, yaitu terkena panah iblis yang beracun. Oleh karena itu Nabi menyatakan,
”Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad)
Setan masuk seiring pandangan untuk menyalakan api syahwat. Membuat hati lupa dan menyibukkannya sehingga terjerumus mengikuti hawa nafsu dan kelalaian.

4.     Berlebih-lebihan dalam makan
Imam Syafi’i Rahimahullah mengatakan :
”Selam 16 tahun aku hanya pernah kenyang sekali saja, yang akhirnya kumuntahkan. Karena kenyang itu membuat badan terasa berat, hati menjadi keras, kepandaian menjadi hilang, menyebabkan ngantuk dan membuat orang loyo dalam beribadah.” (Diwan Imam Syafi’i hal. 14)
Oleh karena itu, makan sekedarnya saja jangan sampai kekenyangan, tidak sehat dan membuat malas.

5.     Tidur yang berlebihan
Coba kita renungkan komentar Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam tentang orang yang tidur satu malam penuh, bangun-bangun sudah pagi tanpa shalat malam,
”Itulah orang yang telinganya atau kedua telinganya dikencingi syetan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6.     Menghina ulama
”Daging para ulama itu berbisa”, demikian pesan para ulama kita. Terlebih lagi bila kita menghina dan menggunjingkan mereka karena ilmu syar’i yang mereka miliki. Jadi sebaiknya kita berhati-hati dalam hal ini.

7.     Tidak membaca Al-Qur’an dengan merenungi maknanya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad : 24)
Orang yang tidak merenungi ayat-ayat Al-Qur’an tidak hanya satu atau dua gembok yang mengunci hatinya, bahkan dalam hati tersebut terdapat banyak gembok.

8.     Tidak merenungi kematian, alam kubur, Surga dan Neraka
”Nabi memerintahkan kita untuk berziarah kubur, agar kita teringat akan akhirat. Nabi juga memerintahkan untuk banyak mengingat kematian yang merupakan penghancur kesenangan hidup.” (HR. Abu Daud)
Mengapa ? Karena mengingat mati adalah mesin penggerak untuk beramal shalih yang ad a dalam diri orang beriman.

9. Tidak mengkaji kehidupan umat terdahulu yang sholeh (Sahabat dan 2 generasi setelahnya)
Mereka merupakan manusia terbaik yang dekat dengan masa kenabian. Seluruh keutamaan terkumpul dalam diri mereka. Lihatlah ke-khusyu-an mereka dalam shalat, shalat malam mereka, shalat berjamaah mereka, bakti mereka kepada orang tua, zuhud mereka, antusiasme mereka dalam mencari ilmu, dan sebagainya. ”Siapakah kita dibanding mereka ?” Itulah kesimpulannya. Karena kurang mengetahui kehidupan mereka, hati kita menjadi keras, sombong, ujub, sudah meresa beramal dan berjasa besar terhadap Islam.

يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi3522, Ahmad 4/302, Al-Hakim 1/525, Shahih Sunan Tirmidzi III no. 2792)

يا مقلب القلوب ثبت قلبي على طاعتك
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas ketaatan kepada-Mu.” (HR. Muslim no. 2654)

اللهم مصرف القلوب صرف قلوبنا على طاعتك
“Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sis Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran : 7)

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mencairkan hati ini yang mulai membeku, meneguhkan hati ini di atas agama-Nya, dan mengarahkan hati ini untuk selalu taat kepada-Nya, karena Dia-lah yang mengendalikan hati ini.

Baca juga artikel terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan tanggapan anda di kolom komentar, terimakasih.